Beni menambahkan, salah satu masalah yang sering muncul di pasar digital adalah ketidakpuasan pembeli terhadap spesifikasi hewan yang ditawarkan secara online.
Oleh karena itu, dengan sistem identifikasi berbasis chip dan barcode, setiap ternak yang masuk ke pasar digital sudah tercatat dengan baik dalam database.
Hal ini memastikan, setiap hewan yang dijual memiliki identitas yang jelas, sehingga pembeli dapat melihat spesifikasi ternak dengan lebih akurat.
Baca Juga:Jalan Rusak di Kabupaten Garut Berkurang, Jalur Mana yang Selanjutnya Diperbaiki?Warga Serbu Pangan Murah di Kejari Garut, Harga Jauh di Bawah Pasar
Beni juga menyatakan, harga chip untuk identifikasi ternak terbilang terjangkau, sekitar Rp 15.000, namun yang memerlukan waktu adalah penyusunan dan pembaruan database ternak unggulan.
Penyusunan database ini menjadi aspek penting agar data setiap ternak dapat terorganisir dengan baik dan siap dipasarkan di pasar digital.
Dengan demikian, inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi pemasaran domba garut, tetapi juga memperkenalkan teknologi yang lebih modern dalam dunia peternakan. (Agi Sugiana)