Bedanya, keempat nama itu setidaknya memberi gol, trofi, atau nilai jual kembali. Arthur? Hampir nihil kontribusi dan terus membebani keuangan klub.
Beban Arthur di neraca klub akan terus bertahan hingga kontraknya habis, atau Juventus menemukan pembeli yang mau membayar di atas nilai yang tersisa.
Selama itu belum terjadi, kesepakatan 2020 akan tetap jadi “mimpi buruk” dalam strategi finansial Bianconeri.
Baca Juga:Gasperini Larang Pemain Akademi AS Roma Pindah ke JuveMenyesal Lepas Kaus Inter, Balotelli Sesali Aksi Lookman Hapus Foto dengan Seragam Atalanta
Pembelian Arthur jelas menjadi sebuah pelajaran mahal bahwa akuntansi kreatif tidak selalu berakhir indah di lapangan.