RADARTASIK.ID – Dalam dunia sepak bola modern, transfer pemain tak hanya soal teknis di lapangan, tapi juga manuver di laporan keuangan.
Musim panas 2020, Juventus dan Barcelona menandatangani kesepakatan yang di atas kertas tampak menguntungkan kedua belah pihak.
Faktanya, lima tahun kemudian, kasus ini menjadi contoh klasik bagaimana strategi finansial bisa berbalik menjadi beban jangka panjang.
Baca Juga:Gasperini Larang Pemain Akademi AS Roma Pindah ke JuveMenyesal Lepas Kaus Inter, Balotelli Sesali Aksi Lookman Hapus Foto dengan Seragam Atalanta
Saat itu, Juventus melepas Miralem Pjanic ke Barcelona dengan harga €60 juta (sekitar Rp1 triliun).
Sebagai gantinya, mereka membeli Arthur Melo seharga €72 juta (sekitar Rp1,2 triliun).
Kedua angka ini diyakini terlalu tinggi jika dilihat dari nilai pasar sebenarnya, tapi tujuannya jelas: mencatatkan plusvalenza (keuntungan dari penjualan pemain) di laporan keuangan untuk meredam kerugian akibat pandemi Covid-19.
Dari sisi akuntansi, pembelian Arthur dicatat sebagai aset tak berwujud sebesar €72 juta yang nilainya akan dibagi selama lima sesuai dengan durasi kontrak di Juventus.
Artinya, nilai sang pemain di buku keuangan akan berkurang sekitar €14,4 juta per musim.
Namun, masalah muncul ketika performa Arthur tak memenuhi ekspektasi. Cedera berulang, minim kontribusi, dan kesulitan beradaptasi membuatnya tak pernah jadi pilar di lini tengah.
Akibatnya, Juventus terjebak dalam dilema finansial karena melepas Arthur secara permanen berarti harus menerima kerugian besar jika harga jualnya di bawah nilai yang tersisa.
Baca Juga:Intip Nasib Vlahovic di Juventus Jika AC Milan Pilih HojlundSiapa Zachary Athekame, Bek Muda Berkecepatan Tinggi yang Diboyong AC Milan Seharga Rp178 Miliar
Pada 2025 ini, nilai Arthur memang tinggal sekitar €12 juta (Rp205 miliar), tapi klub-klub peminat pun enggan membayar segitu untuk pemain berusia 29 tahun dengan rekam jejak cedera panjang.
Solusi yang dipilih Juve untuk meredam kerugian dengan melakukan pinjaman beruntun ke Liverpool, Fiorentina, dan Girona.
Skema ini berhasil mengurangi beban gaji—yang awalnya €6,5 juta (Rp111 miliar) per musim dan kini sekitar €3,7 juta (Rp63 miliar), namun tetap tidak menghapus aset dari neraca.
Selama lima musim, total gaji yang dibayar Juventus untuk Arthur sudah mencapai sekitar €28 juta (Rp478 miliar), belum termasuk biaya pinjaman yang sebagian disubsidi klub.
Jika diurutkan dari nilai transfer, Arthur duduk di peringkat kelima pembelian termahal Juventus, hanya kalah dari Cristiano Ronaldo, Gonzalo Higuain (€90 juta), Matthijs De Ligt, dan Dusan Vlahovic (€75 juta).