RADARTASIK.ID – Kemenangan Juventus atas Borussia Dortmund dalam laga pramusim bukan hanya memompa kepercayaan diri para pemain, tetapi juga memantik optimisme media Italia.
Gianluca Minchiotti, jurnalis Calciomercato, menilai ada lima alasan kuat yang membuat Bianconeri berpeluang besar meraih Scudetto musim ini, meskipun masalah internal dan bursa transfer belum sepenuhnya teratasi.
Dalam kolom editorialnya, Minchiotti mengakui Juventus sedang berada dalam masa transisi panjang yang melelahkan.
Baca Juga:Jurnalis Italia: Juventus Belum Datangkan Kolo Muani Karena Instruksi Pemilik KlubGianluca Di Marzio: Juventus Kecipratan Rezeki Rp66 Miliar dari Transfer De Winter ke AC Milan
Sejak 2020, klub seakan terjebak dalam siklus“Kegelapan” dengan mengulang kesalahan dalam memilih pelatih dan kebijakan di pasar transfer.
Tahun 2024 pun tidak lepas dari kritik, terutama terkait pengeluaran besar yang tak sebanding dengan hasil di lapangan.
Namun, di balik itu semua, kemenangan 2-1 atas Dortmund memperlihatkan tanda-tanda positif yang patut diperhitungkan.
Bagi Minchiotti, laga itu bukan sekadar uji coba, melainkan sinyal kebangkitan.
Ia kemudian menguraikan lima alasan mengapa Juventus justru bisa jadi penantang serius Scudetto musim ini.
1. Kebangkitan Andrea Cambiaso
Musim lalu, Cambiaso tersendat oleh cedera dan tekanan mental. Kini, ia kembali dengan energi baru.
Tusukan-tusukan eksplosifnya di sisi sayap, keberanian dalam duel satu lawan satu, dan fleksibilitas bermain di beberapa posisi membuat Juventus seperti mendapat rekrutan top tanpa mengeluarkan sepeser pun.
2. Benteng Bremer Kembali Berdiri
Baca Juga:Direktur Inter Dimarahi Anaknya Karena Jashari Gabung AC Milan: Ia Pernah MerekomendasikanDaftar 3 Pemain Juventus yang Tampil Gemilang Saat Tundukkan Dortmund: Ada Nama Mantan Bek AC Milan
Gleison Bremer hanya bermain 45 menit kontra Dortmund, tapi itu cukup untuk mengingatkan semua orang: ini adalah bek terbaik Serie A ketika fit.
Absennya Bremer di momen krusial musim lalu meruntuhkan stabilitas pertahanan. Jika musim ini ia tetap bugar, Juventus akan kembali punya tembok baja di lini belakang.
3. Kombinasi Yildiz–Conceicao
Kenan Yildiz kini bermain dengan kebebasan yang tak ia dapatkan di era Thiago Motta.
Gaya vertikal Igor Tudor membebaskannya untuk menusuk ke jantung pertahanan lawan.
Kolaborasinya dengan Francisco Conceicao terlihat menjanjikan, dua pemain muda yang tak takut mengacak-acak struktur pertahanan tim papan atas.
4. Tudor Pegang Komando Penuh
Tak seperti musim lalu, Tudor kini bukan pelatih “sementara” dengan kontrak baru hingga 2027 memberinya ruang untuk memimpin tanpa gangguan.