Keberhasilan Lutpi mendapat perhatian hangat dari rekan disabilitas, Muhamad Aqshal Setyawan, penyandang cerebral palsy lulusan Universitas Perjuangan Tasikmalaya (2024, IPK 3,75).
“Belajar itu wajib, pintar itu bonus. Teruslah berikhtiar, tapi jangan terlalu keras — sejajarkan adab, etika, dan ilmu,” imbuhnya.
Ia juga menegaskan bahwa UNESA dikenal sebagai kampus negeri unggul dengan fasilitas inklusif dan pendampingan akademik bagi penyandang disabilitas.
Baca Juga:Dosen Unsil Kenalkan Teknologi Jadwal Salat Digital Otomatis di Masjid Al-‘Ashri Tamansari TasikmalayaMeriahkan HUT RI ke-80, Alhambra Hotel & Convention Tasikmalaya Hadirkan Kids ArtVenture
Aqshal berharap banyak pihak bersedia membantu meringankan beban keluarga Lutpi agar ia dapat menempuh pendidikan dengan tenang dan nyaman di Surabaya.
Muhamad Lutpi Alamin jadi sosok inspiratif—seorang tunanetra yang percaya bahwa pendidikan tinggi adalah hak semua warga, tanpa terkecuali. Ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah hambatan jika diasah dengan semangat, dedikasi, serta dukungan komunitas dan lembaga. Kini, yang dibutuhkan bukan hanya doa, tapi juga dukungan konkret agar Lutpi bisa mengukir masa depan melalui jalur pendidikan. (Ayu Sabrina B)