Gasperini Jelaskan Alasan Pencopotan Ban Kapten Pellegrini: “Ini Hierarki yang Selalu Saya Anut”

Lorenzo Pellegrini
Lorenzo Pellegrini Tangkapan layar Instagram@lorepelle
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Pelatih anyar AS Roma, Gian Piero Gasperini, akhirnya buka suara terkait sejumlah isu krusial selama bulan pertamanya memimpin Giallorossi.

Dalam wawancara khusus bersama Sky Sport, pelatih berusia 66 tahun ini menjawab secara gamblang mulai dari kontroversi pencopotan ban kapten Lorenzo Pellegrini.

Ia juga membahas filosofi transfer klub, hingga kegelisahannya melihat sikap mantan anak asuhnya di Atalanta, Ademola Lookman, yang terus didorong-dorong untuk pindah ke Inter Milan.

Baca Juga:Inter Ogah Naikkan Tawaran, Atalanta Buka Peluang Jual Lookman ke ArsenalMantan Bek AC Milan Tuding Vlahovic Coba Peras Juventus

Salah satu topik terpanas adalah keputusan Gasperini mencopot ban kapten dari Lorenzo Pellegrini, yang telah lama menjadi figur sentral di ruang ganti Roma.

Namun bagi Gasperini, keputusan ini tak bersifat pribadi, melainkan murni bagian dari prinsip kepemimpinan yang ia terapkan selama ini.

“Sejujurnya, ini hierarki yang selalu saya anut. Saya tidak bilang semua pelatih harus seperti ini, tapi menurut saya, kapten adalah simbol dari keberlanjutan dan keterikatan. Ada kriteria numerik dan objektif, bukan subjektivitas,” jelas Gasperini dilansir dari Calciomercato.

Ia mencontohkan pengalamannya di final Liga Europa bersama Atalanta, ketika Rafael Toloi dan Marten de Roon absen, lalu ban kapten diberikan kepada Berat Djimsiti.

“Yang bertahan lebih lama di klub, merekalah yang memikul tanggung jawab lebih besar. Kapten bukan sekadar ban di lengan, tapi representasi dari nilai tim,” jelasnya.

Gasperini juga bicara soal arah baru transfer Roma, yang kini lebih menekankan pada pemain muda dan potensi jangka panjang ketimbang efek instan dari nama besar.

Ia tak menampik bahwa waktu adaptasi menjadi tantangan bagi pemain muda, tetapi baginya, hasil bukan satu-satunya parameter di musim perdananya bersama Roma.

Baca Juga:Gasperini Buka Peluang Duetkan Soulé dan Dybala: “Pemain Bagus Selalu Bisa Bermain Bersama”Kiper Rp708 Miliar Singkirkan Donnarumma dari PSG: Juventus dan Manchester United Pantau Situasi

“Saya tidak pernah bicara soal hasil di awal. Yang saya cari adalah kredibilitas. Kalau Anda punya itu, klub dan fans akan memberi waktu,” paparnya.

“Semua pelatih ingin punya waktu dan pemain ideal, tapi realitanya tak selalu seperti itu. Itulah mengapa membangun semangat tim lebih penting dari sekadar membeli nama besar,” tegasnya.

Ia bahkan menyinggung bahwa kesabaran menjadi harga yang mahal di sepak bola modern saat ini.

0 Komentar