TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya menyebutkan temuan BPK senilai Rp 1,4 miliar karena masalah data. Pengembalian dilakukan dengan cepat karena mengikuti arahan dari BPK.
Kepala DLH Kota Tasikmalaya H Deni Diyana menerangkan bahwa temuan mengenai pembiayaan Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut bukan karena dimanipulasi. Namun ada perbedaan catatan pembayaran ke SPBU dengan data yang diterima BPK dari pertamina. “Kita bayar sesuai pembelian ke SPBU,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (5/8/2025).
Sedangkan audit BPK mengacu pada data dari Pertamina, bukan dari SPBU yang bekerja sama dengan DLH. Di situ yang ternyata ada perbedaan yang jomplang antara data pembayaran ke SPBU dengan data yang masuk ke pertamina. “Karena auditor mengambil data dari Pertamina, bukan dari SPBU,” katanya.
Baca Juga:Kecelakaan Petugas DLH Kota Tasikmalaya, Bukti Risiko Kerja Pegawai Non ASNHidup Segan Mati Tak Mau, Rumah Sakit Plat Merah Kota Tasikmalaya Terancam Bangkrut di Usia 1 Abad
Pihaknya tidak mengetahui secara pasti bagaimana ada selisih tersebut. Namun indikasinya tidak semua pengisian terkoneksi pada sistem pencatatan di pertamina. “Kemungkinannya karena ada error sistem, jadi banyak pengisian di SPBU (dari DLH) tercatat dalam sistem,” tuturnya.
Dalam hal ini DLH kesulitan menganulir data pertamina tersebut. Sehingga temuan itu tidak bisa dibantah dan pengembalian harus dilakukan.
Disinggung soal kecepatannya upaya pengembalian, hal itu sesuai dengan arahan atau rekomendasi BPK. Ditambah atensi DPRD dan juga Kepala Daerah supaya segera dilaksanakan. “Sesuai atensi, kita lakukan pengembalian dengan cepat,” katanya.
Soal sumber uang pengembalian tersebut, pihaknya pun meminta pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang berkaitan. Salah satunya pemilik SPBU yang sebelumnya menjadi mitra dari DLH. “Ya kita minta bantu SPBU, kalau dari kantong pribadi gimana caranya,” tuturnya.
Sejurus dengan itu, DLH juga memutus kerja sama dengan SPBU yang sebelumnya menjadi tempat pengisian BBM. Kerja sama dialihkan ke SPBU milik Pertamina sebagai antisipasi terjadi error data. “Sekarang kita sudah bikin MoU dengan Pertamina, jadi mengisinya di SPBU milik Pertamina,” pungkasnya.(rangga jatnika)