Lagi-Lagi Sampah Numpuk di Seberang SDN Nagarawangi Kota Tasikmalaya

sampah di seberang SDN Nagarawangi
Tumpukan sampah di seberang SDN Nagarawangi, Rabu 6 Agustus 2025. (Firgiawan/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tumpukan sampah di seberang SDN Nagarawangi, Jalan KH Lukmanul Hakim, Cihideung, kembali dikeluhkan warga. Lokasi itu sejak lama memang selalu jadi tempat pembuangan sampah (TPS) liar.

TPS liar tersebut pernah beberapa kali dibersihkan hingga dipasangi pagar bambu pada era Pj Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah. Tapi, kini tempat itu seperti kembali ke “setelan pabrik”.

Pantauan Radar, Rabu (6/8/2025), sampah rumah tangga hingga ranting-ranting pohon tampak menumpuk di sisi jalan. Kondisi ini diperparah dengan turunnya hujan dalam beberapa hari terakhir yang menyebabkan area sekitar menjadi becek, licin, dan memunculkan bau tak sedap.

Baca Juga:Tahapan Pengisian Kursi Direktur Operasional BPRS Al Madinah Kota Tasikmalaya Sudah DijalankanMasih Ingat Pesan H Amir Mahpud: 5 Dosa yang Harus Diberantas Pemerintah Kota Tasikmalaya!

Andri (34), salah satu pengguna jalan yang setiap hari melintas di lokasi tersebut, mengaku terganggu dengan keberadaan sampah itu.

“Sudah lama ini mah numpuk terus. Kadang ada yang dibakar, baunya nyengat. Sekarang malah makin parah, becek dan jorok,” ujarnya.

Keluhan juga datang dari para orang tua siswa yang setiap pagi mengantar anaknya ke SDN Nagarawangi. Mereka merasa resah karena sampah berserakan tepat di depan area masuk sekolah.

“Ini sangat mengganggu. Anak-anak harus melewati jalan yang kotor dan becek. Kalau dibiarkan, bisa berbahaya buat kesehatan mereka,” kata Yuliana (38), salah satu orangtua siswa.

Ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas untuk menutup TPS liar tersebut dan menyediakan solusi pembuangan yang lebih layak.

Warga menduga, minimnya pengawasan serta tidak tersedianya tempat pembuangan resmi di sekitar lokasi menjadi penyebab utama munculnya TPS liar itu.

“Kalau tidak ada tempat sampah resmi, ya orang buang seenaknya. Tapi kalau terus dibiarkan, yang rugi masyarakat juga,” ucap Yadi Rohmana (42), warga lainnya yang tinggal di kawasan tersebut. (Firgiawan)

0 Komentar