Ekonomi Jawa Barat Tumbuh 5,23 Persen, Konsumsi Rumah Tangga dan Industri Jadi Penggerak Utama

Ekonomi Jawa Barat
Darwis Sitorus, Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Jawa Barat. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

BANDUNG, RADARTASIK.ID – Angin segar kembali berhembus ke perekonomian Jawa Barat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Barat menunjukkan tren positif, dengan capaian 2,33 persen secara kuartalan (q-to-q) dan 5,23 persen secara tahunan (year-on-year/y-on-y) pada triwulan II tahun 2025.

Angka ini menempatkan Jawa Barat sejajar dengan Jawa Timur dalam posisi keempat provinsi dengan pertumbuhan tertinggi di Pulau Jawa.

Baca Juga:Pekerja Informal Masih Tak Punya BPJS Ketenagakerjaan? Risiko Hidup Bisa Lebih Mahal!10 Tahun Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan: 14 Juta Peserta, Tapi Masih Banyak yang Belum Terlindungi!

Meskipun pertumbuhan kuartalannya masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 4,04 persen, namun secara tahunan Jawa Barat berhasil mengungguli angka nasional yang berada di kisaran 5,12 persen.

Sektor Jasa dan Konsumsi Pemerintah Mendorong Pertumbuhan Kuartalan

Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Jawa Barat, Darwis Sitorus, menjelaskan, dorongan pertumbuhan ekonomi kuartal ini banyak disumbang oleh sektor jasa.

Kategori ”jasa lainnya” mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 14,88 persen, disusul oleh jasa kesehatan yang tumbuh 10,71 persen.

Hal ini menandakan adanya peningkatan aktivitas masyarakat di sektor layanan, termasuk pariwisata dan kesehatan.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi pemerintah melonjak signifikan hingga 24,59 persen.

Peningkatan belanja pemerintah, baik untuk infrastruktur maupun pelayanan publik, menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 3,59 persen—menunjukkan daya beli masyarakat yang mulai membaik.

Tak hanya itu, investasi melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga turut naik sebesar 3,02 persen, disertai pertumbuhan konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LNPRT) sebesar 2,01 persen.

Sementara itu, aktivitas impor menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0,62 persen.

Baca Juga:SC Squad AHM Tanam 12.000 Mangrove, Selamatkan Karawang dari Abrasi dan Krisis Iklim!Newcastle Dihantui Penolakan dan Perebutan Pemain, Tawaran Rekor Klub untuk Benjamin Sesko Ditolak RB Leipzig

Namun, ekspor mengalami kontraksi sebesar 2,17 persen, yang kemudian berdampak pada penurunan net ekspor sebesar 10,61 persen.

Hal ini menjadi catatan penting, mengingat peran ekspor selama ini cukup vital dalam menjaga neraca perdagangan regional.

Industri Pengolahan dan Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penopang Stabil

Darwis menambahkan, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada kuartal ini berasal dari sektor industri pengolahan yang menyumbang 0,76 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi aktor kunci dengan kontribusi sebesar 2,15 persen.

0 Komentar