BANJAR, RADARTASIK.ID – Suasana berbeda tampak di halaman SDN 2 Raharja Kota Banjar, Selasa pagi, 5 Agustus 202.
Murid Kelas 4 SDN 2 Raharja terlihat sibuk dengan cangkul, benih, dan pot kecil di tangan mereka.
Bukan tugas rumah atau ulangan yang tengah mereka kerjakan, melainkan kegiatan kokurikuler bertajuk ”Bertanam Sayuran di Sekolah (Berkah)”, sebuah inisiatif yang tidak hanya menanam sayuran, tapi juga menumbuhkan karakter.
Baca Juga:Dana Melempem, Semangat Membara! 23 Cabor Kota Banjar Nekat Tancap Gas di BK Porprov Jabar 2025Pasar Tradisional Kota Banjar Didorong Go Digital, Tapi Pedagang Masih Galau: Tawar-Menawar atau Teknologi?
Program ini bukan hal baru, namun pelaksanaannya kini kembali digalakkan sebagai bagian dari upaya pendidikan karakter.
Kegiatan kokurikuler ini bertujuan mendalami pelajaran yang telah diterima siswa di kelas melalui praktik langsung yang bermakna dan menyenangkan.
Menurut Mariana Hesty SPd, guru kelas SDN 2 Raharja, aktivitas seperti ini sangat membantu siswa memahami nilai-nilai penting dalam kehidupan secara nyata.
Ia menjelaskan, dalam sistem pendidikan di sekolah, terdapat tiga pilar utama: intrakurikuler (mata pelajaran), ekstrakurikuler (kegiatan di luar jam pelajaran), dan kokurikuler (penguatan materi melalui pendekatan nilai dan karakter).
Kegiatan bertanam sayuran masuk dalam kategori kokurikuler karena memperluas dan memperdalam pemahaman siswa terhadap pembelajaran intrakurikuler.
Menariknya, kokurikuler yang dulunya sempat diubah menjadi P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) saat masa Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim, kini kembali menggunakan istilah kokurikuler.
Meski nama berganti, esensinya tetap sama: membentuk siswa yang tidak hanya cerdas akademik, tetapi juga matang secara emosional, sosial, dan spiritual.
Baca Juga:Gudang Pupuk Organik di Kota Banjar Dibobol Maling 7 Kali, Pencuri Kabur Lewat LubangPerempuan Hanyut di Sungai Citanduy Kota Banjar, Dikira Hilang, Ternyata…
Menanam Nilai Lewat Tanam Sayur
Program Berkah bukan sekadar aktivitas fisik.
Setiap tahap dari kegiatan bertanam—mulai dari menyiapkan media tanam, menyemai benih, hingga merawat tanaman—menjadi sarana pembelajaran tentang tanggung jawab, kerja sama, kesabaran, dan kemandirian.
Anak-anak belajar bahwa hasil tidak datang instan, tetapi butuh proses dan ketekunan.
Secara lebih luas, kegiatan ini dirancang untuk memperkuat 8 dimensi profil lulusan, sebuah kerangka pendidikan nasional yang menetapkan arah pengembangan karakter siswa.
Delapan dimensi tersebut meliputi: keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, kesehatan, gotong royong (kolaborasi), mandiri, bernalar kritis, kreatif, komunikatif, dan berkepribadian dalam kebudayaan lokal.