Tapi, Atalanta tetap kukuh pada harga jual €50 juta (sekitar Rp885 miliar), angka yang belum bisa dipenuhi oleh manajemen Inter.
Situasi ini makin memburuk karena absennya Lookman menjadi aksi simbolik sekaligus provokatif.
Hal ini memunculkan bayang-bayang kasus Teun Koopmeiners, di mana gelandang Belanda itu sebelumnya juga sempat menekan lewat jalur pribadi saat ingin pindah ke Juventus.
Baca Juga:Daftar Pemain AS Roma yang Layak Jadi Kapten Versi Gasperini: El Shaarawy Jadi Kandidat TerkuatComo Diprediksi Tembus Kompetisi Eropa, Udinese hingga Lecce Terancam Degradasi
Meski akhirnya terwujud, saga transfer Koopmeiners berlangsung berlarut-larut dan penuh drama, sesuatu yang kini tampaknya mulai terulang.
Inter pun dikabarkan belum menyerah, dan bisa saja kembali dengan tawaran terbaru.
Namun, bagi Collovati, masalah ini bukan hanya soal harga sang pemain yang ditetapkan oleh Atalanta yang enggan dipenuhi Inter.
Ia menyiratkan bahwa Inter mungkin harus berpikir ulang, apalagi di tengah tekanan finansial dan kebutuhan untuk menjaga stabilitas skuad jika ngotot mendatangkan Lookman. “Saya tidak akan mengontrak pemain usia 28 tahun seharga €50 juta,” tegasnya.
“Lookman memang bisa bermain bagus satu atau dua musim, tapi ini investasi yang sangat berisiko,” paparnya.
Collovati juga melihat kecil kemungkinan bagi Napoli untuk masuk dalam perburuan Lookman seperti yang santer diberitakan oleh media Italia.
“Napoli tidak membeli pemain seperti ini. Mereka lebih suka pemain yang bisa dikembangkan, seperti Anguissa atau Kvaratskhelia, yang punya potensi jangka panjang dan nilai jual tinggi,” jelasnya.
Pernyataan Collovati mempertegas atmosfer panas di bursa transfer Serie A.
Baca Juga:Gasperini Desak Tambahan Penyerang, AS Roma Incar Talenta Muda Liga InggrisCEO Atalanta Bikin Geram Inter Milan: Lookman Tak Akan Dijual ke Klub Italia
Di satu sisi, klub seperti Atalanta mulai berani berdiri tegak dan menolak tekanan dari klub besar meski mendapat tekanan dari sang pemain.
Di sisi lain, ia menyarankan Inter perlu mempertimbangkan harga, umur pemain dan arah proyek jangka panjang menjadi pertimbangan utama.