Serangan Anjing Liar Teror Domba di Pangandaran, Bagaimana Respons Dinas Pertanian?

Anjing Liar Teror Domba di Pangandaran
Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran mengecek kandang domba yang diserang anjing liar di Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, beberapa waktu lalu. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Dalam kurun dua minggu terakhir, kawasan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, dilanda keresahan akibat maraknya serangan anjing liar yang mengakibatkan kematian sedikitnya 15 ekor domba.

Peristiwa anjing liar teror domba di Pangandaran ini menimbulkan kerugian signifikan bagi para peternak dan memunculkan urgensi penanganan yang lebih terstruktur.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pangandaran, Deni Rakhmat, mengonfirmasi, lembaganya telah menerima laporan mengenai serangan anjing liar di Kecamatan Langkaplancar.

Baca Juga:Transformasi Digital di Dunia B2B: Saatnya Bisnis Indonesia Go Online

Ia menjelaskan, Distan tidak memiliki kewenangan untuk melakukan perburuan atau tindakan penembakan terhadap anjing liar karena keterbatasan mandat regulasi.

”Dalam hal ini salah satu tugas fungsi bidang peternakan yaitu tentang kesejahteraan hewan, jadi dinas tidak punya kewenangan untuk melakukan hal tersebut (perburuan),” ucapnya kepada Radartasik.id, Minggu, 3 Agustus 2025.

Meskipun demikian, pihaknya berinisiatif untuk melakukan pemantauan lapangan.

Rencana monitoring ke Kecamatan Langkaplancar sebenarnya telah dijadwalkan pada Jumat lalu, namun batal terlaksana karena adanya kunjungan Komisi IV yang memerlukan pendampingan pimpinan dinas.

Monitoring lanjutan ke Langkaplancar dijadwalkan pada Senin, 4 Agustus 2025, ke dua titik utama terdampak: Desa Mekarwangi dan Desa Langkaplancar. Kecamatan Cigugur juga akan ditinjau.

Kehilangan 15 Ekor Domba dalam Dua Pekan

Dari laporan yang diterima, Desa Mekarwangi mencatatkan enam ekor domba mati akibat serangan, sedangkan Desa Langkaplancar lebih parah dengan sembilan ekor.

Rentetan kejadian ini berlangsung dalam waktu yang cukup singkat, menandakan adanya pola dan intensitas serangan yang meningkat.

Melihat kondisi tersebut, Deni menekankan pentingnya tindakan preventif di tingkat peternak.

Baca Juga:

Ia menyarankan agar kandang dibuat lebih rapat dan aman, serta tidak berada terlalu jauh dari area pengawasan manusia. ”Kandang cukup rapat atau dipagari,” katanya.

Ia juga menganjurkan sistem piket bergilir bagi kelompok peternak agar selalu ada penjagaan di malam hari ketika potensi serangan meningkat. (Deni Nurdiansah)

0 Komentar