Mourinho juga membahas penunjukan Cristian Chivu sebagai pelatih kepala Inter yang baru.
Chivu sendiri adalah mantan anak asuhnya di Inter, dan Mourinho tak ragu memberi dukungan penuh sambil menyelipkan sedikit candaan.
“Dia salah satu anak saya. Dia belajar banyak dari saya, tapi sekarang dia sudah punya identitasnya sendiri,” kata Mourinho.
Baca Juga:Striker Andalan Como Pindah ke Yunani, Fabregas: Saya Tak Tidur Dua MalamTak Mau Diatur Klub Lain, Juventus Kirim Pesan Tegas ke AC Milan: Vlahovic Hanya Pergi Sesuai Syarat Kami
“Menjadi pemain hebat dan pelatih hebat adalah dua hal yang berbeda, tapi saya harap semuanya berjalan baik untuknya. Dia punya keberanian dan kepribadian,” tuturnya.
Terkahir, dengan gaya khasnya yang sering menyelipkan humor tajam, Mourinho meminta Chivu tak boleh menyamai prestasinya di Inter.
“Satu-satunya harapan saya adalah dia tidak memenangkan treble! Dia boleh saja menjuarai Liga Champions, Serie A, dan Coppa Italia—tapi jangan ketiganya sekaligus,” pungkasnya.
Mourinho memang tak pernah jauh dari sorotan. Di usia yang tak lagi muda, ia tetap menjadi figur sentral dalam sepak bola Eropa, dengan pendapat-pendapat yang selalu tajam, jenaka, sekaligus mengandung makna dalam.
Meski petualangan barunya di Fenerbahce jauh dari hingar bingar sepakbola Eropa, “The Special One” masih punya banyak cara untuk menarik perhatian.