RADARTASIK.ID – José Mourinho kembali mencuri perhatian publik, kali ini bukan dari lapangan hijau, melainkan dari lintasan balap.
Pelatih asal Portugal itu muncul di sela latihan Grand Prix F1 Inggris di Silverstone, hanya beberapa hari sebelum memulai pramusim bersama klub barunya, Fenerbahce.
Dalam wawancara eksklusif dengan Sky Sports, mantan pelatih AS Roma dan Inter Milan itu menyentuh berbagai topik menarik.
Baca Juga:Striker Andalan Como Pindah ke Yunani, Fabregas: Saya Tak Tidur Dua MalamTak Mau Diatur Klub Lain, Juventus Kirim Pesan Tegas ke AC Milan: Vlahovic Hanya Pergi Sesuai Syarat Kami
Mou membicarakan sepak bola Italia, mantan anak asuhnya Cristian Chivu yang kini melatih Inter Milan, hingga mengenang almarhum Diogo Jota, sesama warga Portugal.
“Saya baik-baik saja dan menikmati hari-hari terakhir liburan saya,” ujar Mourinho dengan santai dilansir dari RomaPress.
“Sayangnya, saya tidak bisa berada di sini untuk balapan hari Minggu karena musim akan segera dimulai dan saya akan segera berangkat ke Istanbul,” jelasnya.
Salah satu momen menyentuh dalam wawancara tersebut adalah ketika Mourinho menanggapi kabar duka meninggalnya Diogo Jota, yang dikenal sebagai pemain pekerja keras dan pribadi rendah hati.
“Sering kali kita baru benar-benar memuji seseorang ketika mereka sudah tiada, tapi Jota memang layak mendapatkannya. Ia sosok luar biasa, pemain tangguh yang tak pernah mencari perhatian,” ungkap Mourinho.
“Suatu hari nanti mungkin kita akan mengerti mengapa hal-hal seperti ini terjadi, tapi untuk saat ini, belum ada penjelasan,” lanjutnya.
Seperti biasa, Mourinho tak bisa lepas dari komentar tajam nan provokatif, terutama saat ditanya tentang kemungkinan kembali melatih di Serie A.
Baca Juga:Perang Urat Syaraf Inter dan Atalanta Terus Berlanjut: Fans La Dea Tak Ingin Lookman DijualResmi! Como Rekrut Bek Muda Real Madrid Jago Duel Udara dengan Transfer Rp43 Miliar
Meski dipecat AS Roma, Mourinho menegaskan hingga kini belum ada pelatih asli Italia yang bisa memenangkan gelar Liga Champion sejak ia meninggalkan Inter Milan.
“Kalau saya dirindukan di Italia, mungkin alasannya satu: tidak ada pelatih di sana yang memenangkan Liga Champions setelah saya,” sindir Mourinho dengan senyum khasnya dilansir dari RomaPress.
“Sayangnya, itu memang benar,” tegasnya.
Ucapan tersebut jelas merujuk pada kesuksesan monumental Mourinho membawa Inter meraih treble winners pada 2010, termasuk gelar Liga Champions, sebuah restasi yang hingga kini belum bisa diulangi oleh klub-klub Italia, bahkan oleh pelatih lokal.