Referensi dan nuansa musikal yang ditanamkan oleh Teddy dan timnya terasa sangat kuat, dan memperkuat kesan bahwa Huntr/x, grup fiktif dalam film ini, dibangun dengan pendekatan produksi yang sama seriusnya seperti grup K-pop sungguhan.
Salah satu contoh nyata adalah lagu ”Soda Pop” dari boy group fiktif Saja Boys, yang secara musikal dan visual merujuk pada era kejayaan K-pop tahun 1990-an, khususnya grup legendaris H.O.T.
Strategi ini bukan hanya membangun nostalgia, tetapi juga menunjukkan kepekaan tim kreatif dalam menjangkau berbagai generasi penggemar.
Baca Juga:Transformasi Digital di Dunia B2B: Saatnya Bisnis Indonesia Go OnlineMerayakan Kreativitas Tanpa Batas, JNE Content Competition 2025 Gaungkan Semangat Anak Bangsa
Riset Mendalam dan Dedikasi pada Representasi
Kesuksesan film ini juga tidak lepas dari riset menyeluruh yang dilakukan oleh tim produksi.
Pengamat musik K-Pop, Jeff Benjamin, mengamati bahwa pembuat film benar-benar menunjukkan keseriusan dalam memahami dunia K-pop, bukan sekadar memanfaatkan popularitasnya.
”(Pembuat film, Red) benar-benar melakukan riset dengan sangat serius,” ungkap Benjamin seperti dikutip SCMP.
Hal ini terlihat dari betapa akurat dan halusnya film ini merepresentasikan realitas dunia idol dan penggemarnya.
Sutradara Maggie Kang menuturkan, ia dan timnya secara khusus berupaya merepresentasikan fandom dan idol K-pop dengan cara yang sangat spesifik, agar tidak menyederhanakan atau menyalahartikan budaya tersebut.
Mereka tidak hanya membidik para penonton umum, tetapi juga menyisipkan elemen-elemen yang hanya bisa dikenali oleh penggemar sejati—dari gaya panggung, dinamika antara grup, hingga kultur merchandise dan light stick.
Konsistensi pendekatan ini terlihat jelas dalam hasil akhirnya.
Delapan lagu dari soundtrack film ini berhasil menembus Billboard Hot 100, sementara album keseluruhannya mencapai posisi dua besar di Billboard 200.
Baca Juga:6 Rekomendasi Skincare & Bodycare Lokal Aman dan Mencerahkan!Target Striker Kandas, Manchester United Dipaksa Cari Penyerang Kelas Dua?
Capaian ini hanya bisa disandingkan dengan album-album dari nama besar dunia musik pop seperti Lorde (”Virgin”) dan Justin Bieber (”Swag”).
Sebuah Kebangkitan Original Soundtrack
Dalam pandangan Jeff Benjamin, keberhasilan ini sekaligus menandai kebangkitan kembali seni original soundtrack (OST), yang selama ini dianggap meredup di tengah dominasi film-film blockbuster yang mengandalkan lagu-lagu daur ulang.
Ia membandingkan fenomena KPop Demon Hunters dengan Encanto dari Disney yang sempat melejit pada 2022 lewat lagu ”We Don’t Talk About Bruno”.