Azi, salah seorang penonton dari kalangan mahasiswa, mengaku terkesan dengan bagaimana film ini mengemas perjuangan militer dalam bentuk narasi yang emosional dan mudah dipahami.
“Biasanya film tentang tentara itu berat dan penuh aksi. Tapi Believe ini beda. Justru terasa lebih manusiawi. Saya jadi bisa melihat sisi lain dari seorang prajurit—mereka juga punya keluarga, punya luka, punya mimpi,” ungkap Azi.
Sementara itu, seorang istri prajurit yang turut hadir dalam pemutaran film menuturkan bahwa jalan cerita film Believe terasa sangat dekat dengan kenyataan hidupnya.
Baca Juga:MAN 1 Tasikmalaya Gelar Workshop Kurikulum Berbasis Cinta dan Pembelajaran MendalamBangunan Liar di Atas Saluran Cimulu Kota Tasikmalaya Dibongkar Pemprov Jabar, Kafenya Pindah Kemana?
“Waktu adegan perpisahan antara prajurit dan keluarganya muncul, saya tidak bisa menahan air mata. Itu bukan sekadar adegan bagi kami para istri tentara, itu kenyataan. Saya seperti melihat kehidupan saya sendiri di layar,” ujarnya haru. (Ayu Sabrina)