RADARTASIK.ID – Nama Thierry Henry kerap disebut sebagai salah satu penyesalan terbesar dalam sejarah transfer Juventus.
Namun, bagi mantan direktur olahraga Juventus Luciano Moggi, hal itu sama sekali tidak benar.
Dalam sebuah acara penghargaan Orlando Ricci edisi pertama yang digelar di Massa, itu kembali membela keputusannya melepas Henry ke Arsenal.
Baca Juga:Sulit Datangkan Lookman, Inter Incar Pemain Buangan Chelsea Bergaji Rp115 MiliarAllegri Akui Napoli dan Inter Favorit Scudetto: “AS Roma di Urutan Kelima”
Menurutnya, orang yang menyalahkan dirinya karena menjual Henri tak mengerti sepakbola.
“Saya rasa saya hanya membuat sedikit kesalahan sepanjang karier saya,” ujar Moggi seperti dikutip dari media lokal Italia, Tuttomercatoweb.
“Satu kesalahan yang selalu dikaitkan dengan saya adalah melepas Thierry Henry. Tapi orang yang bilang begitu sepertinya tidak benar-benar memahami sepak bola,” tegasnya.
Moggi menjelaskan bahwa saat Henry datang ke Juventus dari AS Monaco pada Januari 1999, pemain asal Prancis itu belum menemukan bentuk terbaiknya.
“Dia adalah tipe pemain yang hanya tahu menyerang. Dia cepat, suka berlari, menembak, tetapi saat itu tidak berkontribusi dalam permainan tim,” jelas Moggi.
Menurutnya, gaya main Henry saat itu yang hanya bisa menyerang membuat permainan Juventus menjadi tidak stabil.
“Dia mencetak beberapa gol, termasuk dua gol indah ke gawang Roma, tapi dia menciptakan kekacauan di lini depan,” jelasnya.
Baca Juga:Como Rayu Real Madrid Hapus Klausul Pembelian Kembali Nico PazPalermo Ingin Berikan Anak Legenda Inter Milan ke Pippo Inzaghi
“Dia lebih cocok untuk tim yang bermain dengan skema serangan balik, bukan tim yang membutuhkan striker untuk terlibat dalam build-up,” lanjutnya.
Namun, Moggi juga mengakui Henry mengalami transformasi besar setelah pindah ke Premier League, khususnya bersama Arsène Wenger di Arsenal.
Di sana, Henry menjadi bintang dan mencetak lebih dari 200 gol untuk klub London tersebut.
“Itu bagian dari metamorfosis seorang pemain. Tapi saat berada di Juventus, dia belum menjadi seperti itu,” ungkapnya.
Sebagai pembelaan atas keputusan transfer tersebut, Moggi menyebut keberhasilannya merekrut David Trezeguet sebagai bukti lain dari visinya dalam membangun tim.
“Saya mendatangkan Trezeguet, seorang striker yang membantu tim bermain lebih baik, bukan hanya mencetak gol. Dan saya rasa saya tidak keliru dalam memilih,” tutupnya.