Apalagi, eksekusi pembongkaran bukan hal yang sederhana. Selain kebijakan dari kepala daerah, perlu juga didukung anggaran yang tidak sedikit. “Anggarannya kita belum sanggup,” tuturnya.
Meskipun dia akui, bangunan-bangunan liar tersebut menghambat pemeliharaan. Sehingga pengangkatan sedimen di saluran irigasi menjadi tidak maksimal.
“Sedimennya semakin tebal jadinya menghambat pengairan ke lahan pertanian dan juga memicu luapan banjir,” ucapnya.
Baca Juga:Lewat Tanda Tangan, Ratusan Nakes Minta RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Jadi Rumah Sakit Provinsi JabarDidominasi Bangunan Liar! Ada 769 Konstruksi di Daerah Irigasi Kota Tasikmalaya, Pemkot Belum Mampu Tertibkan
Sejurus dengan itu, Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky mengaku saat ini belum ada rencana menertibkan bangunan di atas atau sempadan saluran irigasi. Karena pihaknya lebih memprioritaskan pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Belum terpikirkan karena problem utama di Kota Tasikmalaya yang paling utama adalah masalah ekonomi,” tuturnya.(rangga jatnika)