CIAMIS, RADARTASIK.ID – Di tengah ketidakpastian yang melanda dunia, Indonesia sebagai negara yang sangat pluralistik, dengan keberagaman agama, suku, budaya, dan pemikiran, harus siap menghadapi tantangan yang datang. Salah satu ancaman terbesar yang dapat merusak keharmonisan sosial adalah intoleransi, yang dapat mengganggu stabilitas sosial baik di tingkat nasional maupun daerah.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Ciamis, Dr Sumadi MAg menegaskan bahwa memperkuat harmoni antar umat beragama di Indonesia, khususnya di Kabupaten Ciamis, sangat penting untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Hal ini menjadi semakin penting mengingat eskalasi konflik global, nasional, dan regional yang terus meningkat.
Maka dari itu, kata dia, FKUB Kabupaten Ciamis bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama menyelenggarakan kegiatan Sekolah Duta Harmoni sebagai bagian dari upaya untuk menguatkan dialog antar umat beragama.
Baca Juga:Fauzian Faikal Siap Bawa Nafwa FC Salawu Gemilang di Festival Grassroots Tasik Raya Cup 3Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Sosialisasikan Perda Pedoman Pelayanan Kepemudaan: Dorong Optimalisasi Pemuda
“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat memperteguh harmoni di Kabupaten Ciamis yang menjunjung tinggi prinsip ‘Sawargi Salawasna Manjang Manisna’, serta menggalakkan deteksi dini konflik keagamaan,” ujarnya kepada Radar, Selasa 29 Juli 2025.
“FKUB dan Pemerintah Kabupaten Ciamis berkomitmen untuk terus memperkuat toleransi antar umat beragama di daerah ini,” sambung Dr Sumadi.
Lebih lanjut, Dr Sumadi menjelaskan bahwa Kabupaten Ciamis telah menunjukkan angka yang sangat baik dalam indeks harmoni, dengan nilai 7,24 menurut survei Kementerian Dalam Negeri.
Hal ini, lanjut dia, menunjukkan bahwa toleransi di Ciamis sangat tinggi, bahkan lebih unggul dibandingkan dengan sektor politik, budaya, dan ekonomi.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa toleransi beragama itu dinamis, dan terkadang peristiwa global maupun nasional dapat berimbas pada kehidupan sosial di tingkat lokal.
Maka dari itu, kata dia, pihaknya menganggap penting adanya langkah antisipatif, seperti kegiatan Sekolah Duta Harmoni, untuk memastikan Kabupaten Ciamis tetap harmonis, terlepas dari pengaruh eksternal yang mungkin memicu intoleransi.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga kondisi Kabupaten Ciamis tetap harmonis dan damai. Meskipun ada potensi konflik antar kelompok agama ataupun sesama umat beragama, kami terus berupaya untuk membuka ruang dialog yang sehat,” tambahnya.