Didominasi Bangunan Liar! Ada 769 Konstruksi di Daerah Irigasi Kota Tasikmalaya, Pemkot Belum Mampu Tertibkan

Bangunan liar saluran irigasi, dinas putr
Kabid Sumber Daya Air Dinas PUTR Kota Tasikmalaya Rino Isa Mmuharam
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di daerah irigasi Kota Tasikmalaya, tercatat ada 769 konstruksi bangunan yang menyalahi aturan. Namun Pemkot belum mampu untuk menertibkan bangunan-bangunan tersebut.

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Tasikmalaya tercatat 769 konstruksi bangunan di daerah irigasi yang dikelola. Sebagian besar konstruksi-konstruksi tersebut tidak memiliki izin.

Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUTR Kota Tasikmalaya Rino Isa Muharam mengatakan dari jumlah tersebut, hanya 204 yang memiliki izin. Itu pun kebanyakan produk perizinan sebelum pemekaran kota dan kabupaten. “Karena dulu kan memang ada aturan perizinannya,” ungkapnya kepada Radar, Senin (28/7/2025).

Baca Juga:Pemilihan Ketua RW Rasa Pariwisata, Jadi Ajang Hiburan dan Geliat Ekonomi di Cilembang Kota TasikmalayaPembongkaran Bangunan di Saluran Irigasi Cimulu atas Permintaan Warga Manonjaya

Konstruksi bangunan di atas atau sempadan irigasi tersebut beraneka ragam. Padahal yang diperbolehkan hanya untuk fasilitas umum seperti akses jembatan dengan ukuran dibatasi. “Realitanya ada yang rumah, halaman, tempat usaha juga ada,” ucapnya.

Bangunan-bangunan tersebut tersebar di 29 daerah irigasi yang dikelola oleh Dinas PUTR Kota Tasikmalaya. Dimana fungsinya saluran irigasi itu untuk pengairan lahan pertanian.

Disinggung soal langkah penertiban seperti yang dilakukan Pemprov, sejauh ini belum ada rencana ke arah sana. Pasalnya hal tersebut bergantung pada kemampuan anggaran dan kebijakan dari pimpinan daerah. “Kalau kami kan pelaksana,” ucapnya.

Apalagi, eksekusi pembongkaran bukan hal yang sederhana. Selain kebijakan dari kepala daerah, perlu juga didukung anggaran yang tidak sedikit. “Anggarannya kita belum sanggup,” tuturnya.

Meskipun dia akui, bangunan-bangunan liar tersebut menghambat pemeliharaan. Sehingga pengangkatan sedimen di saluran irigasi menjadi tidak maksimal.

“Sedimennya semakin tebal jadinya menghambat pengairan ke lahan pertanian dan juga memicu luapan banjir,” ucapnya.

Ditambah lagi, pihaknya juga berhadapan dengan tumpukan sampah yang dibuang warga ke saluran irigasi. Sehingga potensi hambatan saluran irigasi semakin tinggi, sementara pemeliharaannya sulit. “Dalam hal ini cukup berat juga menyadarkan warga agar tidak membuang sampah ke saluran irigasi,” tuturnya.

Baca Juga:Soal Pembongkaran di Saluran Irigasi Cimulu, Wakil Wali Kota Tasikmalaya Buka SuaraPemadatan Hari Kerja Sekolah di Kota Tasikmalaya Jangan Sampai Bikin Siswa Lewatkan Madrasah Diniyah

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky mengaku saat ini belum ada rencana menertibkan bangunan di atas atau sempadan saluran irigasi. Karena pihaknya lebih memprioritaskan pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Belum terpikirkan karena problem utama di Kota Tasikmalaya yang paling utama adalah masalah ekonomi,” tuturnya.

0 Komentar