RADARTASIK.ID– Apakah kamu percaya cinta sejati bisa dibeli dengan uang? Atau cinta lama memang layak diberi kesempatan kedua?
Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi inti dari film komedi-drama romantis terbaru bertajuk Materialists, yang mulai tayang di Amerika Serikat pada 13 Juni 2025 dan segera menyusul ke layar bioskop Indonesia.
Film ini merupakan karya kedua dari Celine Song, sutradara dan penulis yang sebelumnya menuai banyak pujian lewat Past Lives (2023).
Baca Juga:Aksi Balas Dendam dan Penebusan Dosa! Mega Film Asia Desperado Tayang Malam Ini, Siap Guncang Layar Indosiar!Bikin Nangis! Kisah Cinta Penuh Pengorbanan Shah Rukh Khan di Kal Ho Naa Ho, Tayang Lagi Pagi Ini di ANTV!
Melalui Materialists, Song kembali mengulik tema hubungan modern, cinta, identitas, dan standar kebahagiaan di era penuh ambisi.
Intip Sinopsis: Antara Cinta, Ambisi dan Pilihan Menyesakkan
Lucy Mason (diperankan dengan apik oleh Dakota Johnson) adalah mantan aktris yang kini sukses sebagai mak comblang elit di perusahaan perjodohan Adore, New York City.
Ia sering membanggakan diri sebagai “lajang abadi” yang percaya hanya ada dua jalan hidup: menikah dengan orang kaya, atau sendirian sampai mati.
Namun, hidup mulai berubah ketika dua pria masa lalunya hadir dan menawarkan dua jalan cinta yang sangat berbeda.
Pertama, ada Harry Castillo (Pedro Pascal), seorang jutawan tampan dan dermawan yang menunjukkan ketertarikan tulus padanya.
Sementara itu, Lucy juga kembali bertemu John Finch (Chris Evans), mantan kekasihnya yang dulu harus ia tinggalkan karena kerasnya kenyataan finansial.
Hubungan mereka dulu sederhana—perayaan ulang tahun yang hanya bisa dirayakan di gerobak makanan halal. Namun, kenangan itu menyimpan emosi yang belum tuntas.
Ketika Mak Comblang Harus Menyembuhkan Dirinya Sendiri
Baca Juga:Aksi Panas Al Pacino dan Robert De Niro! Film Heat Tayang Malam Ini di Bioskop TransTV, Siap-Siap Terpaku!Sinopsis Nobody 2: Liburan Keluarga Berubah Jadi Baku Hantam! Film Garapan Timo Tjahjanto, Segera di Bioskop!
Lucy yang awalnya percaya bahwa semua orang punya pasangan, perlahan goyah ketika salah satu kliennya mengalami trauma karena dijodohkan dengan pria yang ternyata melakukan pelecehan. Gugatan hukum dilayangkan, dan reputasi Lucy mulai terancam.
Ia mulai mempertanyakan nilai dari pekerjaannya. Apakah ia benar-benar membantu orang menemukan cinta? Atau hanya memperjualbelikan harapan demi status dan kekayaan?
Konflik batin Lucy mencapai puncaknya ketika ia dihadapkan pada dua pilihan sulit: tetap bersama Harry yang sempurna secara sosial dan finansial, atau mengikuti suara hatinya pada John, cinta lama yang penuh luka tapi tulus?