TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra menggelar pertemuan tertutup dengan Camat Tamansari, Bungursari, dan Kawalu. Tiga kecamatan itu jadi fokus karena tercatat sebagai wilayah dengan jumlah masyarakat miskin paling banyak di Kota Tasikmalaya.
Pertemuan tertutup itu diselenggarakan di ruang kerja Diky pada Senin (28/7/2025). Rapat dihadiri pula oleh sekretaris daerah, perwakilan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perwaskim), Dinas Pendidikan, serta Dinas Ketahanan Pangan.
Dalam rapat itu, Diky menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor dalam menanggapi permasalahan kemiskinan ekstrem secara serius dan menyeluruh. Langkah tersebut menyusul temuannya saat melakukan kunjungan ke Tamansari pekan lalu. Ia mendapati satu keluarga yang masih tinggal di rumah panggung tak layak huni, berdinding bilik, tanpa akses kehidupan yang layak.
Baca Juga:MAN 1 Tasikmalaya Gelar Workshop Kurikulum Berbasis Cinta dan Pembelajaran MendalamBangunan Liar di Atas Saluran Cimulu Kota Tasikmalaya Dibongkar Pemprov Jabar, Kafenya Pindah Kemana?
“Sudah ketemu para camat, sekda, Perwaskim, Disdik, Disketahanan Pangan,” kata Diki kepada Radar pada Selasa (29/7/2025).
Diky menyampaikan, hasil pertemuan itu akan menjadi bahan penyusunan pointer usulan dari camat yang akan disampaikan ke Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan. Ia juga telah mencoba menjalin komunikasi dengan pihak Bank BJB dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk menggalang dukungan bantuan sosial.
Sebagai Wakil Wali Kota, Diky menegaskan posisinya lebih kepada menjembatani komunikasi dan penggalangan kolaborasi.
“Maaf, karena saya wakil saya tidak punya kewenangan, jadi tidak bisa memutuskan sesuatu. Lebih kepada melakukan koordinasi dan sampaikan usulan ke pimpinan agar sesuatu-nya sesuai aturan hukum yang ada,” jelasnya.
Ia pun telah menghubungi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan berharap dapat segera menghadap untuk menyampaikan kondisi yang terjadi di lapangan secara langsung.
“Intinya, saya ingin ada solusi makro yang sesuai aturan yang ada. Agar setiap kebijakan pimpinan (wali kota) tidak sekadar seremonial karena viral semata namun real memecahkan persoalan-persoalan,” tegas Diky.
Tak hanya menyasar kondisi rumah warga, Diky juga menyinggung pentingnya membenahi aksesibilitas dan penguatan ekonomi lokal.
Baca Juga:Yang Tersisa dari Gagal Tampilnya Hindia di Kota Tasikmalaya!Hampir Tujuh Tahun Menjabat, Kinerja Kadinkes Kota Tasikmalaya Layak Dievaluasi!
“Seperti di Tamansari itu kan ada yang untuk naik ke atas itu butuh ojek. Ojek-nya gak ada. Nanti kita carikan solusinya, misalnya kita bantu akses transportasinya,” ungkapnya.