RADARTASIK.ID – Media Italia terus menghembuskan rumor kembalinya Adriano Galliani ke AC Milan terus menguat dalam beberapa hari terakhir.
Nama yang begitu lekat dengan era keemasan Rossoneri di bawah Silvio Berlusconi itu kembali disebut-sebut akan mengambil peran penting dalam struktur manajemen klub.
Jika benar, ini akan menjadi gebrakan sensasional dan berpotensi membawa Milan kembali pada akar tradisinya.
Baca Juga:Ngerinya Serangan Como Racikan Fabregas, Ajax Jadi Korban TerbaruMirwan Suwarso Bantah Akan Datangkan Messi ke Como: Itu Mustahil
Galliani disebut-sebut bakal mengisi kekosongan yang tak mampu ditutupi oleh Zlatan Ibrahimovic, yang sejauh ini belum menunjukkan pengaruh nyata sebagai perwakilan Milan.
Meskipun digadang-gadang menjadi wajah baru Rossoneri pasca pensiun, Ibrahimovic dinilai belum mampu memberikan warna kuat secara institusional, terutama dalam komunikasi eksternal dan manuver di balik layar.
“Siapa yang lebih tepat mewakili Milan dibanding Galliani?” tulis jurnalis Italia, Andrea Longoni menyikapi narasi yang mulai menguat di kalangan pengamat.
Tak hanya karena rekam jejaknya, tetapi juga karena karismanya yang terbukti mampu menjaga kehormatan klub dalam dinamika politik sepak bola Italia.
Menurut Longoni, Galliani bukan hanya administrator ulung, ia juga komunikator andal.
Dalam situasi krusial seperti kontroversi wasit, tensi tinggi di laga besar, hingga momen emosional para pemain, ia tahu bagaimana menjaga citra klub.
Dibandingkan dengan jajaran direksi saat ini, seperti Giorgio Furlani, Galliani dinilai jauh lebih mumpuni untuk tampil di hadapan publik dan media.
Baca Juga:Matias Soule Puji Striker Baru AS Roma: Ferguson Mengingatkan Saya pada Batistuta dan HiguainFrancesco Camarda Tak Berhenti Cetak Gol, Pelatih Lecce: “Dia Sedang Lapar!”
Salah satu poin paling krusial adalah posisi Milan di level institusi.
Dalam kolom editorialnya di Calciomercato, Longoni Klub dinilai kehilangan sosok kuat seperti Giuseppe Marotta, sang Presiden Inter Milan yang piawai memainkan peran di balik meja.
Ironisnya, Marotta justru belajar banyak dari Galliani saat masih di awal kariernya.
Kini, Milan justru kehilangan daya tawar politik yang dulu begitu dominan di tangan Galliani.
Bahkan, banyak yang menilai Paolo Scaroni, presiden Milan saat ini, belum mampu menjalankan peran tersebut secara maksimal, baik dari sisi olahraga maupun diplomatik.
Jika kembali, tentu Galliani tak akan menjalankan peran operasional seperti di masa lalu.