RADARTASIK.ID – Legenda Inter Milan, Wesley Sneijder, kembali mengenang masa kejayaannya bersama Nerazzurri di bawah asuhan Jose Mourinho.
Dalam wawancaranya dengan kantor berita Win Win asal Qatar, Sneijder menyinggung evolusi sepak bola global, perkembangan Inter saat ini, hingga luka lamanya ketika gagal meraih Ballon d’Or tahun 2010.
Dikenal sebagai otak lini tengah Inter kala meraih treble winners musim 2009/2010, Sneijder pertama memberikan pandangannya tentang format baru Piala Dunia Antarklub.
Baca Juga:Daftar Pemain Sayap Incaran AS Roma: Winger Rp531 Miliar Milik Leipzig Jadi Target TeratasSibuk Jual Pemain, AC Milan Hasilkan Dana Lebih dari Rp2 Triliun dari Bursa Transfer Musim Panas
“Ini evolusi yang menarik. Lebih banyak tim berarti lebih banyak visibilitas bagi klub-klub non-Eropa juga, dan itu penting,” katanya.
“Sepak bola adalah olahraga global, dan wajar jika para penggemar melihat lebih banyak variasi. Saya menonton beberapa pertandingan di Miami dan semuanya fantastis,” akunya.
Sneijder juga menyebut Inter selalu punya tempat spesial di hatinya dan akan membuatnya khawatir ketika terjadi hal buruk menimpa klub.
Meski ditinggal Inzaghi ke Arab Saudi, ia yakin Inter punya pondasi yang cukup untuk bangkit lagi.
“Inter akan selalu ada di hati saya. Tentu saja, ketika mereka kesulitan, saya khawatir,” ucapnya.
“Tapi Simone Inzaghi sudah membangun fondasi yang solid. Setiap transisi butuh waktu, dan saya percaya semangat juang Inter akan membawa mereka kembali ke puncak,” tegasnya.
Namun, ia juga mengakui kepergian Inzaghi ke Al Hilal akan memberi dampak negatif bagi tim meski menghormati keputusannya.
Baca Juga:La Gazzetta: Juventus Tolak Tawaran Rp1 Triliun dari Chelsea untuk Kenan YildizDituding Buat Lazio Terkena Larangan Transfer, Lotito Ogah Minta Maaf ke Penggemar
“Kepergian pelatih selalu emosional, terutama setelah periode positif. Tapi sepak bola juga bisnis,” terangnya.
“Inzaghi mencari tantangan baru dan dia pantas dihormati. Saya kini mendukung teman saya, Chivu, yang mendapat kepercayaan di Inter,” lanjutnya.
Sneijder tak lupa juga memuji pertumbuhan klub-klub Liga Arab Saudi, termasuk Al Hilal yang kini dilatih oleh Inzaghi.
“Mereka belum selevel dengan tim-tim elite Eropa, tapi ambisinya ada dan mereka berkembang pesat,” ungkapnya.
Ketika ditanya soal Ballon d’Or 2010, Sneijder berusaha berfikir positif meski hal itu menjadi momen pahit yang hingga kini masih memicu perdebatan.
Pada saat itu, ia menjadi favorit pemenang seteelah membawa Inter meraih treble dan Belanda ke final Piala Dunia, sayangnya, penghargaan itu akhirnya jatuh ke tangan Lionel Messi.