TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di tengah munculnya isu tingkat siswa bersekolah di sekolah swasta, atau di madrasah ibtidaiyah (MI) swasta, masih ada MI yang bertahan dengan jumlah siswanya yang tetap banyak.
Sekolah tersebut adalah MI Terpadu Cintaraja (Tercinta) yang berada di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna. Pada tahun ajaran baru ini jumlah siswa kelas 1 mencapai 25 orang.
Pada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) ini, MI Tercinta menggunakan istilah Masa Ta’aruf Siswa dan Santri Baru (Mata si Sabar) agar mudah diingat siswa.
Baca Juga:Dosen Unsil Tingkatkan Gerakan Sadar Demokrasi Melalui Jigsaw Learning dan Pemanfaatan Media Infografis Sharp Luncurkan Active Speaker SAS Series, Solusi Hiburan Modern dengan Fitur Karaoke Profesional
Kepala MI Terpadu Cintaraja, Hj Wiwin Nurkamelia SAg, mengatakan bahwa dalam masa penerimaan siswa baru ini mengalami peningkatan cukup signifikan.
“Di saat ini isu-isu sekolah swasta gulung kelas, di MI Tercinta ini naik dua kali lipat, itu pun siswanya dibatasi. Yang mendaftar 50 orang yang kita terima hanya 25 orang siswa,” terang Hj Wiwin.
Termasuk untuk siswa yang mutasi dari sekolah lain, kata dia, ada delapan orang. Jadi jumlah penerimaan siswa baru melampaui batas karena tahun lalu hanya 20 orang.
“Kenapa kita dibatasi, karena di MI Tercinta menggunakan pola satu anak satu kurikulum, atau kurikulum bersinergi,” jelas dia.
Menurutnya, pola satu anak satu kurikulum itu, konsepnya anak itu tidak dipandang sama. Walaupun satu ruangan, tetapi potensi anak berbeda-beda.
“Jadi tidak semua anak diberikan pembelajaran yang sama, karena kemampuan anak secara potensi dan natural itu berbeda,” terang dia.
Jadi sebelum masuk ke kelas itu, dilakukan asesmen 1 untuk mengetahui dari mana sisi kelebihan dan potensi anak tersebut.
Baca Juga:Mitsubishi Destinator Resmi Meluncur di Bandung, SUV Premium untuk Keluarga ModernEmado’s Hadir di Tasikmalaya, Sajikan Ayam Panggang Autentik Khas Palestina
Bahkan dalam masa pengenalan sekolah atau di MI Terpadu Cintaraja disebut Mata si Sabar itu anak belajar kepemimpinan dari mulai usia dini.
“Ini efeknya sangat luar biasa, ketika anak itu dewasa atau berlomba percaya dirinya luar biasa. Jadi setiap pagi ada ikrar pagi, siswa belajar menjadi pemimpin,” ujarnya.
Selama satu minggu masa pengenalan sekolah, tambah dia, lebih kepada pengenalan lingkungan, personal para guru dan pendidik. Dan pengenalan program dan akademik.