RADARTASIK.ID – Lazio sedang diterpa badai usai dijatuhi sanksi larangan transfer yang membuat penggemar kesal.
Namun, di tengah keresahan para pendukung, Presiden Claudio Lotito justru memilih bersikap keras.
Dalam konferensi pers maraton yang digelar di studio televisi Formello, Lotito menegaskan sikapnya tanpa ragu.
Baca Juga:Club Brugge Tak Beri Diskon, AC Milan Terpaksa Buang 5 Pemain Demi Datangkan Ardon JashariSamardzic Ungkap Alasan Batal Gabung Inter Milan Usai Jalani Tes Medis: “Detail Tak Sesuai Kesepakatan”
“Saya tidak perlu meminta maaf kepada siapa pun,” kata Lotito, dengan nada yang tak memberi ruang kompromi.
Pernyataan itu disampaikan menanggapi desakan dari sebagian penggemar yang menuntut penjelasan dan permintaan maaf atas kelalaian administratif yang berujung pada sanksi FIFA.
Tapi, bagi Lotito hal ini bukanlah sesuatu yang harus disesali secara terbuka, melainkan cukup dijelaskan sebagai kesalahan teknis yang tak memerlukan pengakuan dosa di depan publik.
Setelah menyudahi urusan soal permintaan maaf, seperti biasa Lotito langsung menyerang berbagai pihak.
Ia menyebut ada kalangan “minoritas penghasut”, penyebar rumor soal potensi penjualan klub, hingga federasi FIGC, yang dituduhnya menciptakan “indeks kebodohan” dan gagal menjaga integritas kompetisi.
Lotito bahkan sempat menyinggung soal Eropa, sebuah turnamen yang dia anggap buka tempat bagi tim sekelas Lazio.
Sayangnya, selama 21 tahun kepemimpinannya, secara matematis Liga Konferensi merupakan tempat cukup realistis diraih Lazio, jika mengacu rata-rata mereka selalu finis di posisi ketujuh setiap musim.
Baca Juga:Gasperini Senyum Lebar: Striker Baru AS Roma Langsung Cetak Empat GolDi Marzio: Pioli Ngotot Ingin Bawa ‘Presiden’ AC Milan ke Fiorentina
“Kami tidak bercita-cita untuk kompetisi seperti itu. Ambisi kami lebih tinggi,” ujarnya, meskipun data membuktikan sebaliknya.
Disisi lain, pelatih Maurizio Sarri yang tampil bersama Lotito muncul dengan pendekatan yang jauh lebih membumi dan jujur dalam konferensi persnya.
Meski sempat melontarkan sindiran tajam seperti “presiden mempermainkan saya” saat tahu soal sanksi larangan transfer, Sarri tetap fokus membahas proyek teknis dan masa depan tim.
Ia menyoroti pentingnya membangun tim dari pemain muda dan menegaskan bahwa Lazio tidak bisa lagi berharap pada nama-nama besar.
Sebagai gantinya, Sarri mengandalkan motivasi, kerja keras, serta pembentukan karakter pemain.
“Melatih skuad muda itu memberi motivasi tersendiri. Kami harus meningkatkan konsep pertukaran pemain dan kembali pada proyek pengembangan yang pernah kami usulkan tapi akhirnya ditinggalkan klub,” kata Sarri.