Pelaku Usaha Wisata Tegas Tolak Pembangunan Keramba Jaring Apung di Pantai Timur Pangandaran

Pembangunan Keramba Jaring Apung di Pantai Timur Pangandaran
Sejumlah pengusaha wisata di Kabupaten Pangandaran melakukan aksi penolakan pemasangan Keramba Jaring Apung di Pantai Timur, Kamis, 24 Juli 2025. (Deni Nurdiansah/Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Penolakan terhadap rencana pembangunan Keramba Jaring Apung (KJA) di kawasan Pantai Timur Pangandaran kembali mengemuka.

Kali ini, suara protes datang dari pelaku usaha wisata lokal yang secara serempak menggelar aksi damai pada Kamis, 24 Juli 2025, sebagai bentuk penolakan terhadap proyek pembangunan Keramba Jaring Apung di kawasan Pantai Timur Pangandaran.

Unjuk rasa di Pantai Timur Pangandaran tersebut diikuti oleh berbagai elemen pelaku usaha, mulai dari pengelola watersport, operator perahu wisata, pedagang kaki lima, hingga nelayan tradisional pengguna jaring Arad.

Baca Juga:Unjuk Rasa Nelayan Pangandaran Ricuh: Perahu Dibakar, Gerbang DijebolPantai Timur Pangandaran Kumuh? Nelayan dan Aparat Turun Tangan Angkat Sampah!

Mereka bersatu menyampaikan aspirasi atas kekhawatiran terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemasangan Keramba Jaring Apung di wilayah pesisir Pangandaran.

Sejak awal Juli 2025, isu ini mencuat di tengah masyarakat.

Ketidakpuasan muncul akibat minimnya sosialisasi dari pihak perusahaan pelaksana, termasuk kepada instansi pemerintah seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Hal ini dinilai menimbulkan ketidakjelasan informasi serta keresahan di kalangan masyarakat dan pelaku usaha.

Para peserta aksi membawa spanduk penolakan dan memasang bubat, yakni bendera merah yang menjadi simbol perlawanan dan integritas.

Dengan penuh kedamaian, mereka menyampaikan bahwa pembangunan Keramba Jaring Apung di Pantai Timur Pangandaran dinilai tidak sejalan dengan peruntukan tata ruang kawasan wisata, serta berpotensi besar mengganggu ekosistem laut dan aktivitas ekonomi masyarakat pesisir.

Salah satu perwakilan massa, Iwan Sofa, menyampaikan, pelaku wisata air sangat keberatan dengan keberadaan Keramba Jaring Apung.

Ia mengungkapkan, keberadaan Keramba Jaring Apung bukan hanya merusak estetika panorama laut, tetapi juga mengganggu aktivitas pariwisata yang selama ini menjadi sumber nafkah utama masyarakat setempat.

Baca Juga:Ditolak Warga, PT PBS Siap Kaji Ulang Proyek Keramba Jaring Apung di Pantai Timur PangandaranTruk Odol di Pangandaran Bakal Disikat, Kenyamanan dan Keamanan Wisatawan Lebih Penting

”Ini bukan hanya mengganggu pemandangan, tapi juga aktivitas wisata di laut,” ungkap Iwan kepada wartawan.

Melalui aksi damai ini, para pelaku usaha berharap Pemerintah Kabupaten Pangandaran bersama seluruh pihak terkait segera mengambil langkah evaluatif dan membatalkan proyek pembangunan Keramba Jaring Apung.

Mereka menilai bahwa penolakan ini penting untuk mencegah potensi konflik kepentingan serta menjaga ketentraman sosial di kawasan wisata. (Deni Nurdiansah)

0 Komentar