Dituduh Pungli, Pejabat SMA Negeri di Tasikmalaya Buka Suara

Dugaan pungli SMA Negeri Kota Tasikmalaya
Ilustrasi sekolah SMA Negeri
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Akhir-akhir ini warganet di Kota Tasikmalaya diramaikan soal dugaan Pungli di salah satu SMA Negeri pada proses SPMB 2025. Namun pihak sekolah membantah dan menilai hal itu didasari kekecewaan orang tua yang siswanya tidak masuk.

Polemik bermula dari postingan warganet di facebook yang diunggah ulang oleh akun lain di instagram. Disebutkan bahwa salah satu SMA Negeri di Kota Tasikmalaya memungut uang Rp 10 juta untuk siswa yang ingin masuk.

Hal ini pun menjadi sorotan warganet di mana pembahasannya semakin mengarah ke salah satu SMA. Bahkan beberapa sudah menuliskan nama pejabat sekolah yang dimaksud.

Baca Juga:PKL Pedestrian Jalan Cihideung Bukan Prioritas PembinaanKapolres Tasikmalaya Kota Dapat Penghargaan Sebagai Tokoh Inspiratif Dunia Pendidikan Madrasah

Semakin berkembangnya polemik ini, pihak sekolah angkat bicara. Tuduhan itu pun dibantah dan dinilai hanya karena kesalahpahaman dan kekecewaan.

Irawan, Wakasek di SMA tersebut menerangkan bahwa pihaknya kaget dengan kegaduhan di media sosial tersebut. Pihaknya pun membantah memungut uang Rp 10 juta untuk siswa yang ingin masuk. “Itu tidak benar,” ujarnya, Rabu (23/7/2025).

Pihaknya juga menelusuri akun-akun media sosial yang mengunggahnya tuduhan tersebut. Akun yang pertama mengunggahnya diketahui bukan orang tua dari SMA tempatnya bekerja. “Jadi bukan orang tua siswa di sini,” ucapnya.

Hasil pengecekan Irawan, diketahui bahwa ada salah satu orang tua yang anaknya tidak bisa masuk ke sekolah tersebut. Orang tua siswa itu pun kecewa dan bicara kepada orang lain bahwa anaknya tidak diterima karena tidak bisa membayar Rp 10 juta. “Memang anaknya itu tidak bisa diterima di sini, tapi alasannya karena dalam sistem sudah terdaftar di SMA lain,” katanya.

Pihaknya juga sempat berkomunikasi dengan pengunggah postingan tersebut serta menemui orang tua anak. Menurutnya hal ini karena kesalahpahaman saja, antara orang tua dan temannya yang membuat postingan awal di facebook. “Orang tuanya juga mengatakan memang karena kekecewaan anaknya tidak masuk,” tuturnya.(rangga jatnika)

0 Komentar