Yang Tersisa dari Gagal Tampilnya Hindia di Kota Tasikmalaya!

Hindia
Hindia.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Baskara Putra yang bernama panggung “Hindia”, vokalis Feast dan pendiri band “Lomba Sihir” batal manggung di Kota Tasikmalaya beberapa waktu lalu.

Pemberitaan tentang batalnya Baskara Putra sudah sangat lengkap. Namun residunya masih terpampang, terutama pada akun-akun TikTok yang relate dengan berita ini.

Ratusan postingan muncul membela Hindia di satu sisi, dan di sisi lainnya “menyerang” pihak yang disinyalir menolak tampilnya Hindia di Kota Tasikmalaya.

Baca Juga:Hampir Tujuh Tahun Menjabat, Kinerja Kadinkes Kota Tasikmalaya Layak Dievaluasi!Guru Madrasah di Kabupaten Tasikmalaya Rayakan Hari Jadi PGM ke-17 di Islamic Centre

Sisi ketiga, Kota Tasikmalaya pun diberi label intoleransi, dan nama Tasik dipelesetkan menjadi “Tak Asik” dan “Toxikmalaya”.

“Sisi kedua dan ketiga inilah yang miris. Saya sedih ketika ulama diserang dan dilecehkan. Sedih juga ketika Tasik dinegasikan. Sesuatu yang harus direfleksi ke depannya,” ujar Pemerhati Sosial Asep M Tamam kepasa Radar, Rabu 23 Juli 2025.

Asep menjelaskan dalam pemahamannya, para pegiat seni perlu memahami nafas Kota Tasikmalaya. Selain, para ulama juga mesti bersikap ketika ada nilai-nilai keagamaan di Kota Tasik direduksi.

“Namun caranyalah yang harus direfleksi. Bahwa anak-anak muda penyuka musik dan ruang ekspresi seni, dengan level dan genre apa pun, mereka adalah “anak-anak” Kota Tasik dan sekaligus sebagai objek dakwah yang harus dirangkul,” paparnya.

Menurut Asep, mereka adalah potensi umat terbaik ke depannya yang tidak boleh dijauhi dan diposisikan sebagai “lawan”. Hari ini, kata dia, di lebih dari satu mini market, dirinya mendengar lagu-lagu Hindia diputar.

Ada pesan serius di sana. Pesan yang bisa ditafsirkan bahwa mereka yang tidak sempat mendengar dan menikmati lagu-lagu Hindia di Lanud Wiriadinata Cibeureum masih bisa mendengarnya di tempat itu.

“Pesan liarnya adalah protes terhadap sesuatu yang telah viral di media sosial,” terangnya.

Baca Juga:Acara Pesta Rakyat dan Panggung Hiburan atas Pernikahan Wakil Bupati Garut DibatalkanMembanggakan! Enam Siswa MAN 1 Tasikmalaya Lolos ke Universitas Al-Azhar Kairo

Ke depan, sambung Asep, Pemimpin Kota Tasikmalaya sudah harus memiliki formula yang memberi win win solution.

Nilai kesantrian tetap terjaga, dan ruang ekspresi yang hanya terjadi beberapa kali dalam setahun bisa tetap diagendakan dan memberi nilai-nilai kebahagiaan dan menghidupkan ekonomi masyarakatnya.

0 Komentar