Surat Terbuka Anak-Anak untuk Wali Kota Tasikmalaya di Hari Anak Nasional, Apa Isinya?

hari anak nasional
Seorang pelajar SMP menunjukkan surat yang berpesan untuk Wali Kota Tasikmalaya dalam rangka Hari Anak Nasional. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Tasikmalaya, Rina Marlina, menyambut baik keberanian anak-anak dalam menyuarakan persoalan yang mereka alami. Ia menilai Hari Anak Nasional harus menjadi momentum untuk benar-benar melibatkan anak dalam pembangunan.

“Penting bagi kita semua untuk mendengarkan suara anak, karena itu menyangkut hidup mereka. Mereka punya hak untuk menyampaikan gagasan dan pandangan tentang pemenuhan hak anak dan perlindungan,” ujarnya.

Rina menjelaskan, KPAD sebelumnya telah menggelar rangkaian kegiatan menjelang peringatan HAN, termasuk forum diskusi kelompok terarah (FGD) yang melibatkan berbagai pihak. Dalam forum itu, suara anak-anak dari berbagai latar belakang juga dihadirkan: anak jalanan, penyandang disabilitas, korban bullying, hingga mereka yang mengalami persoalan intoleransi.

Baca Juga:Hampir Tujuh Tahun Menjabat, Kinerja Kadinkes Kota Tasikmalaya Layak Dievaluasi!Guru Madrasah di Kabupaten Tasikmalaya Rayakan Hari Jadi PGM ke-17 di Islamic Centre

“Kegiatan ini mencoba menggali tantangan dan hambatan dari berbagai pihak. Kami juga menampilkan suara anak-anak dari berbagai latar belakang: anak jalanan, disabilitas, korban bullying, hingga anak yang mengalami persoalan toleransi,” jelasnya.

Dari forum tersebut, muncul rekomendasi agar pemerintah mempercepat kebijakan Kota Layak Anak. Menurut Rina, masih banyak tantangan, termasuk dalam melibatkan anak-anak disabilitas dan anak-anak berprestasi dalam proses perencanaan kota.

“Kita ingin anak-anak dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan. Apalagi masih banyak anak-anak yang merasa suaranya tenggelam,” katanya.

Kekhawatiran Rina bukan tanpa alasan. Dalam tiga tahun terakhir, KPAD mencatat lebih dari 200 kasus kekerasan terhadap anak di Kota Tasikmalaya. Angka ini mencakup kekerasan fisik, psikis, bullying, kekerasan seksual, penelantaran, hingga konflik pengasuhan.

“Termasuk di dalamnya kekerasan fisik, psikis, bullying, kekerasan seksual yang paling banyak akhir-akhir ini, penelantaran, hingga konflik pengasuhan,” ujarnya.

Ia menyoroti pentingnya peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam menjaga anak-anak. Terlebih, media sosial kini menjadi tantangan baru yang bisa membentuk pola perilaku jika tak diawasi dengan bijak.

“Anak-anak harus dilindungi dari lingkungan yang membahayakan, termasuk dari penyalahgunaan teknologi. Kita harus saling menjaga agar hak-hak anak tetap terpenuhi,” ucap Rina.

Baca Juga:Acara Pesta Rakyat dan Panggung Hiburan atas Pernikahan Wakil Bupati Garut DibatalkanMembanggakan! Enam Siswa MAN 1 Tasikmalaya Lolos ke Universitas Al-Azhar Kairo

KPAD berharap, kolaborasi antarpihak bisa makin kuat demi terwujudnya Kota Tasikmalaya yang benar-benar ramah anak. Sebab di kota ini, seperti kata Audi dan Devina, anak-anak tidak hanya ingin diarahkan—mereka ingin didengar dan dihargai. (Ayu Sabrina)

0 Komentar