Dinas Sosial Jawa Barat Usir Dua Siswi Disabilitas?

Dinas Sosial Jawa Barat
Suasana di SLB Negeri A Pajajaran di Kota Bandung beberapa waktu lalu. (Istimewa)
0 Komentar

BANDUNG, RADARTASIK.ID – Dua siswi Sekolah Luar Biasa Negeri A Pajajaran Bandung mendadak harus kehilangan tempat tinggal mereka di asrama tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.

Asrama tersebut berada di bawah naungan Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel (PPSGHD) milik Dinas Sosial Jawa Barat.

Kejadian yang menghebohkan ini memicu kekhawatiran banyak pihak, terutama karena yang menjadi korban adalah anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Baca Juga:Tabloid Nyata vs Jawa Pos: Perebutan Saham PT Dharma Nyata Pers di Meja Hijau SurabayaBode Riswandi Wakili Jawa Barat dalam Parade Seni Pembacaan Puisi di Festival Seni Bali Jani 2025

Anggita Pratiwi, pembimbing asrama putri, menyampaikan, dirinya menerima telepon mendadak dari pegawai PPSGHD untuk segera mengosongkan kamar asrama.

Namun saat hendak memastikan ke lokasi, ia mendapati seluruh barang milik kedua siswi tersebut sudah dikeluarkan secara paksa, bahkan gembok kamar telah dirusak. ”Dibobol secara paksa gitu,” ungkap Anggita di SLBN A Pajajaran seperti dikutip jpnn.com, Rabu, 23 Juli 2025.

Ironisnya, kamar itu kini telah diisi oleh barang-barang milik alumni.

Kedua siswi yang saat ini duduk di bangku kelas 6 SD dan kelas 11 SMA mengaku syok saat menyaksikan kondisi asrama mereka.

Mereka awalnya hanya diberi izin pulang lebih awal dari sekolah di Jalan Pajajaran, tanpa mengetahui bahwa kepulangan tersebut ternyata menjadi akhir dari masa tinggal mereka di asrama yang terletak di kawasan Cibabat, Kota Cimahi.

Kondisi ini membuat mereka terkejut dan kecewa.

Menurut keterangan Anggita, kedua siswi tersebut mengira akan diajak rekreasi karena diberi izin pulang lebih awal, namun justru harus menghadapi kenyataan pahit bahwa kamar mereka telah dikosongkan secara sepihak.

Hingga kini, alasan pengosongan kamar belum juga dijelaskan secara resmi oleh pihak terkait.

Sementara itu, Anggita menjelaskan bahwa kini kedua siswi tersebut dikembalikan ke rumah orang tua masing-masing.

Baca Juga:BUMD Jawa Barat Akan Digabung, Pemprov Siapkan Kajian Akademik Komprehensif, Bagaimana Nasib bank bjb?Mimpi Pembalap Muda Dimulai di Sini! Ini Cara Honda Daya Jayadi Racing Team Bina Juara Masa Depan

Namun, hal ini berdampak langsung terhadap kelangsungan proses belajar mereka, terutama karena kebutuhan transportasi harian dari rumah ke sekolah tidak bisa dipenuhi dengan mudah sebagaimana layanan antar-jemput yang selama ini mereka terima di asrama.

Kondisi ini juga turut memukul pihak keluarga.

Asep Sudrajat, orang tua dari siswi kelas 6, mengaku kecewa dan khawatir.

Ia mengatakan, asrama sangat membantunya dalam mengawasi putrinya yang kini berusia 17 tahun.

0 Komentar