Potret Kemiskinan di Kota Tasikmalaya, Sekeluarga Tinggal di Rumah Bekas Kandang Ayam

gadis yang viral tinggal di rumah panggung
Ketua MUI Kecamatan Tamansari menyerahkan bantuan dari bjb kepada Sela, anak SMA yang sempat viral di media sosial karena tinggal di gubuk reyot, disaksikan Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Candra, perwakilan Plaza Asia dan pihak lain, Selasa 22 Juli 2025. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

76.710 Warga Terbelenggu Kemiskinan

Anggapan bahwa kemiskinan disebabkan oleh kemalasan masih mengakar kuat dalam pandangan masyarakat. Padahal, data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Penghitungan dan Analisis Kemiskinan Makro Indonesia 2024 menunjukkan hal yang sebaliknya.

BPS mencatat hanya sekitar 11,43 persen kepala rumah tangga miskin yang tidak bekerja. Angka ini hampir setara dengan kepala rumah tangga tidak miskin yang tidak bekerja, yakni 11,14 persen. Fakta ini membuktikan bahwa kemiskinan tidak bisa disederhanakan sebagai akibat dari tidak mau bekerja.

Mayoritas penduduk miskin di Indonesia tetap bekerja keras setiap hari. Namun upaya mereka seringkali tak cukup untuk keluar dari jerat kemiskinan struktural. Rendahnya kualitas pendidikan, terbatasnya layanan kesehatan, dan minimnya akses terhadap pekerjaan layak menjadi hambatan utama. Kondisi ini menciptakan lingkaran ketimpangan yang sulit diputus.

Baca Juga:Guru Madrasah di Kabupaten Tasikmalaya Rayakan Hari Jadi PGM ke-17 di Islamic CentreAcara Pesta Rakyat dan Panggung Hiburan atas Pernikahan Wakil Bupati Garut Dibatalkan

Data BPS juga mencatat, per Maret 2024, angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya berada di angka 11,10 persen atau sekitar 76.710 jiwa. Garis kemiskinan berada di angka Rp 565.377 per kapita per bulan, dengan indeks kedalaman kemiskinan 1,35 dan keparahan 0,26. (Ayu Sabrina)

0 Komentar