TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Masalah penerangan jalan umum (PJU) di Kota Tasikmalaya terus menjadi sorotan.
Dari total 11.892 titik PJU yang tersebar di 10 kecamatan, sebanyak 1.269 titik dilaporkan padam dan tak berfungsi.
Dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama mereka yang masih beraktivitas di malam hari.
Baca Juga:Guru Madrasah di Kabupaten Tasikmalaya Rayakan Hari Jadi PGM ke-17 di Islamic CentreAcara Pesta Rakyat dan Panggung Hiburan atas Pernikahan Wakil Bupati Garut Dibatalkan
Padamnya PJU tidak hanya berdampak pada keindahan kota, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran soal keamanan dan keselamatan berlalu lintas, termasuk potensi kejahatan jalanan di malam hari.
PJU Padam di Tiap Kecamatan
Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya, Kecamatan Bungursari menjadi wilayah dengan jumlah PJU padam terbanyak, mencapai 210 titik.
Disusul Cibeureum 178 titik, Tamansari 200 titik, Kawalu (187 titik), Cihideung 123 titik, Mangkubumi 150 titik, Purbaratu 72 titik, Cipedes 72 titik, Indihiang 58 titik, dan Tawang 19 titik.
Secara lebih spesifik, terdapat sejumlah titik jalan yang mencatat jumlah padam paling mencolok.
Seperti Jalan Mangin di Kecamatan Bungursari yang mencapai 101 titik, Jalan KH Zaenal Mustofa sebanyak 35 titik, Kelurahan Mulyasari Kecamatan Tamansari 29 titik, Kelurahan Setianagara Kecamatan Cibeureum 28 titik, dan Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi 28 titik.
Pengendara Mengeluh
Wahyu, seorang pengemudi ojek online yang biasa beroperasi hingga dini hari, mengaku sangat terganggu dengan kondisi gelapnya jalan-jalan di Kota Tasikmalaya.
Salah satu kawasan yang sering ia lalui dalam kondisi gelap adalah jalan dari arah Lanud Wiriadinata hingga Jalan SL Tobing.
Menurutnya jalur itu sudah lama tidak mendapatkan penerangan memadai.
Baca Juga:Membanggakan! Enam Siswa MAN 1 Tasikmalaya Lolos ke Universitas Al-Azhar KairoPolisi Sayangkan EO Konser Ruang Bermusik di Kota Tasikmalaya Telat Urus Izin
“Biasanya jam 10 malam masih narik sampai jam 1 malam. Sering lewat yang gelap. Iya Arah Lanud sama SL Tobing kan itu dah gelap ya,” ujar Wahyu saat di temui sekitar jalan KHZ Mustofa, Senin (21/7/2025).
Tak hanya soal kenyamanan, Wahyu juga menyampaikan kekhawatirannya terkait potensi kejahatan dan kecelakaan akibat minimnya pencahayaan.
“Iya takut ada begal. Temen saya juga pernah luka karena ada yang naik motor nyerempet. Ya pengennya sih ada penerangan ya biar di jalannya enak,” ucapnya.
Selain ancaman kriminalitas, risiko kecelakaan juga meningkat. Jalan berlubang atau rusak kerap tak terlihat saat malam hari.