RADARTASIK.ID — Manfaat serangga untuk kehidupan manusia dibeberkan guru besar SITH ITB Prof. Ramadhani Eka Putra, S.Si., M.Si., Ph.D.
Prof. Ramadhani Eka Putra dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB menyampaikan Orasi Ilmiah Guru Besar dalam Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB ITB) Sabtu, 19 Juli 2025 di Aula Barat ITB.
Judul orasi ilmiah Prof. Ramadhani Eka Putra, S.Si., M.Si., Ph.D berjudul: “Serangga: Sekutu yang Salah Dimengerti.”
Baca Juga:Perang Taktik Bojan Hodak vs Eduardo Perez: Persib Andalkan Formasi 4-4-2, Sementara Persebaya 4-3-3Persebaya Kirim Pesan Serius kepada Persib-Dewa United dan Persija untuk Perburuan Gelar Juara Super League
Prof. Ramadhani Eka Putra menjelaskan, dalam pemaparannya, interaksi antara manusia dan serangga merupakan pertemuan antara dua kelompok makhluk hidup yang sama-sama memiliki kekuatan besar, populasi tinggi, dan hubungan yang terus berlangsung, meskipun sering tidak disadari.
Menurut Prof. Ramadhani Eka Putra, seperti dilansir dari itb.ac.id, manusia dan serangga memiliki ukuran tubuh berbeda jauh.
Namun manusia dan serangga terus hidup berdampingan dalam ekosistem yang sama.
Perkembangan peradaban manusia, kata Prof. Ramadhani Eka Putra, tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan serangga.
Populasi Serangga dan Manusia
Prof. Ramadhani Eka Putra memaparkan bahwa fakta populasi serangga mencapai rasio satu juta banding satu terhadap manusia.
Adapun perbandingan massa tubuh manusia setara dengan sekitar 300 juta serangga.
Hal itu, menurutnya, menunjukkan bahwa secara ekologis, manusia sejatinya hidup dalam dunia yang didominasi oleh serangga.
Prof. Ramadhani juga menyoroti bahwa persepsi umum masyarakat yang cenderung memandang serangga sebagai musuh.
Baca Juga:Calon Kuat Juara, Persebaya Umumkan Skuad 2025 Bertabur Bintang, Jadi Saingan Berat Persib dan Dewa United3 Tim Ini Calon Lawan Persib di Laga Uji Coba di Thailand, Apakah Disiarkan Live di Persib TV?
Nah, hal ini telah mendorong konflik berkepanjangan antara manusia dan serangga.
Sebagai contoh, penggunaan pestisida secara berlebihan bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga memunculkan hama baru yang lebih kebal terhadap bahan kimia tersebut.
75 Persen Bahan Pangan Manusia Bergantung Penyerbukan Serangga
Terdapat peran vital serangga dalam ekosistem, terutama sebagai agen penyerbukan.
Sekitar 75 persen bahan pangan manusia bergantung pada proses penyerbukan yang dilakukan oleh serangga.
Di Indonesia sendiri, kontribusi penyerbukan oleh lebah tanpa sengat (Tetragonula laeviceps) di wilayah Jawa Barat diperkirakan memiliki nilai ekonomi hingga Rp7 triliun per tahun.