Parkir Sembarang di Pedestrian Kota Tasikmalaya Berkurang, Pengunjung Masih Belum Senang, Kenapa?

pedestrian di kota tasikmalaya, cihideung,
Dua pengunjung pedestrian menyeberangi jalur sepeda motor di pedestrian yang tampak kosong, Sabtu 19 Juli 2025. (Firgiawan/Radartasik.id)
0 Komentar

Kini sorotan publik kembali tertuju ke Pemkot Tasikmalaya. Penataan kawasan Cihideung bukan sekadar soal estetika, tetapi juga mencerminkan kepedulian pemerintah terhadap ruang publik yang aman, nyaman, dan ramah bagi semua kalangan.

Sebelumnya, Satpol PP dan Dinas Perhubungan memang telah melakukan monitoring terhadap pedestrian, Senin (15/7/2025). Langkah ini diambil menyusul maraknya laporan masyarakat terkait banyaknya kendaraan roda dua yang parkir sembarangan. Terutama di titik-titik ramai aktivitas perniagaan.

Dalam giat tersebut, petugas gabungan memberikan sosialisasi dan teguran kepada para pemilik kendaraan. Trotoar semestinya menjadi ruang nyaman bagi pejalan kaki.

Baca Juga:Acara Pesta Rakyat dan Panggung Hiburan atas Pernikahan Wakil Bupati Garut DibatalkanMembanggakan! Enam Siswa MAN 1 Tasikmalaya Lolos ke Universitas Al-Azhar Kairo

Dari pantauan di lapangan, sebagian besar kendaraan yang terparkir di pedestrian merupakan milik pengunjung hingga karyawan toko.

“Banyak yang beralasan parkir di situ karena merasa dekat dengan toko. Tapi kita tekankan kembali, pedestrian bukan tempat parkir. Kita sudah siapkan kantong-kantong parkir resmi di beberapa titik,” ujar Kasatpol PP Kota Tasikmalaya Iwan Kurniawan.

Iwan menegaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan para pemilik toko. Karyawan tidak boleh lagi memarkir motor sembarangan. Jika masih bandel, pihaknya tidak segan menindak.

“Kalau setelah ditegur dan diberi pengertian masih ngeyel, kita siap angkut motor-motor itu. Supaya mereka paham pentingnya menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama,” imbuhnya.

Sekretaris Forum Peduli Cihideung (FPC), Dadan Ramdani, menilai penataan dan penjagaan ketertiban oleh pemkot masih setengah hati. Tidak kontinu. Padahal Pedestrian pernah menjadi ikon ruang publik paling asyik di Kota Tasik.

“Kalau dari pihak Pemkot-nya sendiri tidak konsisten (menjaga ketertiban pedestrian, red), ini sulit,” kritik Dadan kepada Radar, Selasa (15/7/2025).

Menurutnya, kondisi kawasan HZ Mustofa seperti kembali ke “setelan pabrik”. Lapak PKL kembali menjamur. Kendaraan kembali parkir seenaknya di trotoar. Fungsi pedestrian sebagai ruang publik ramah pejalan kaki pun nyaris hilang.

Baca Juga:Polisi Sayangkan EO Konser Ruang Bermusik di Kota Tasikmalaya Telat Urus IzinKonser Musik di Kota Tasikmalaya Terancam Batal: Tokoh Ini Sebut Ada Tiga Kelemahan Prosedur!

“Ini bukan soal penindakan semata. Tapi komitmen dan keberlanjutan penataan. Jika dibiarkan seperti ini, kawasan Cihideung yang sempat jadi kebanggaan warga hanya tinggal cerita,” tegasnya. (Firgiawan)

0 Komentar