Parkir Sembarang di Pedestrian Kota Tasikmalaya Berkurang, Pengunjung Masih Belum Senang, Kenapa?

pedestrian di kota tasikmalaya, cihideung,
Dua pengunjung pedestrian menyeberangi jalur sepeda motor di pedestrian yang tampak kosong, Sabtu 19 Juli 2025. (Firgiawan/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kawasan Pedestrian Cihideung perlahan tampak lengang. Bukan hanya karena pengunjung sepi, tapi juga berkurangnya parkir motor sembarangan. Belum sepenuhnya hilang. Ini setelah Satpol PP dan Dishub kembali berjaga di lokasi.

Pantauan Radar, pada Sabtu (19/7/2025), lalu lalang pengunjung di area itu tampak lebih normal. Beberapa petugas juga terlihat berdiskusi dengan para pedagang kaki lima (PKL). Parkir sepeda motor yang biasa memenuhi trotoar tinggal sedikit. Pertanda rambu larangan parkir mulai dipatuhi. Tapi tetap, ada saja yang menaruh motornya di sembarang tempat. Sudah diingatkan.

Meski mulai tertata, kondisi sekarang masih dinilai belum ideal. Lapak PKL masih berdiri di atas jalur pedestrian. Keberadaan mereka mengganggu alur lalu lintas pejalan kaki. Hal ini menjadi perhatian warga dan pengunjung.

Baca Juga:Acara Pesta Rakyat dan Panggung Hiburan atas Pernikahan Wakil Bupati Garut DibatalkanMembanggakan! Enam Siswa MAN 1 Tasikmalaya Lolos ke Universitas Al-Azhar Kairo

Warga Bungursari, Dadang Nurjaman (52), mengaku sudah mulai melihat adanya perubahan kecil di Pedestrian. Ia mengapresiasi langkah pemerintah, meski berharap pendekatannya lebih humanis.

“Beberapa waktu lalu saya ke Cihideung dan melihat petugas Satpol PP serta Dishub berbincang dengan para PKL. Hari ini saya kebetulan ke sini lagi, mengantar istri ke toko emas, dan melihat sudah ada perubahan. Yang parkir di atas pedestrian mulai berkurang, rambu dilarang parkir juga lebih dipatuhi,” tuturnya, Sabtu (19/7/2025).

Namun Dadang berharap penertiban ini tak hanya bersifat sementara dan sepihak. Pemerintah juga perlu menyediakan solusi yang berpihak kepada para pedagang.

“Jangan hanya melarang tanpa memberi tempat. Saya sebagai warga merasa sedikit lebih nyaman, walau masih terganggu dengan lapak PKL. Mudah-mudahan Pak Wali mendengar dan mencarikan solusi,” harapnya.

Senada, warga lainnya, Iis Susilawati (46), menilai kawasan Cihideung harusnya lebih rapi. Cihideung adalah wajah kota yang juga pusat aktivitas ekonomi masyarakat. Potensi wisata belanja dan kuliner di kawasan ini sangat besar jika dikelola secara tepat.

“Kalau tidak ditata serius, fungsinya sebagai pedestrian akan terus terganggu. Estetika dan keteraturan pusat kota itu penting. Harapannya, penataan ini jangan hanya insidental, tapi jadi upaya menyeluruh yang berkelanjutan. Selain nyaman, juga bisa menarik investasi ke daerah,” ucapnya.

0 Komentar