Gubernur Dedi Mulyadi Tak Akan Halang-halangi Polisi Selidiki Tragedi Perayaan Pernikahan Anaknya di Garut

Tragedi di Garut
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan keterangan terkait Pesta Rakyat anaknya yang berujung tragedi saat diwawancara wartawan di RSUD dr Slamet Garut pada Jumat malam, 18 Juli 2025. (Agi Sugiana/Radartasik.id)
0 Komentar

GARUT, RADARTASIK.ID – Tragedi perayaan pernikahan Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, di kawasan Pendopo Garut pada Jumat, 18 Juli 2025, yang menelan korban jiwa, langsung mendapat perhatian serius dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Ia menegaskan, penanganan dan pengusutan tragedi di Pesta Rakyat perayaan pernikahan anaknya, Maula Akbar, itu sepenuhnya menjadi ranah pihak kepolisian.

Usai menjenguk para korban yang dirawat di RSUD dr Slamet Garut, Jumat malam, Dedi Mulyadi menyampaikan komitmennya untuk bersikap terbuka dan objektif.

Baca Juga:AK Florist Garut: Pesan Bunga Online Garut untuk Momen Istimewa Anda

Ia mempersilakan aparat kepolisian melakukan penyelidikan menyeluruh terkait latar belakang peristiwa yang menimbulkan kepanikan massal tersebut.

”Saya secara pribadi terbuka bersikap objektif tidak akan menghalang-halangi,” ungkap Gubernur Dedi Mulyadi.

Menurutnya, penting untuk mengungkap secara terang siapa yang harus bertanggung jawab atas insiden ini.

Ia menekankan, investigasi harus menjawab pertanyaan mendasar mengenai unsur kelalaian dan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan acara tersebut.

Sebagai kepala daerah yang menjunjung tinggi prinsip hukum, Dedi memastikan tidak akan mengintervensi proses penyelidikan.

Ia mendukung penuh langkah hukum demi kejelasan dan keadilan bagi para korban dan keluarga.

Sebelumnya, kegiatan balakecrakan—makan bersama—yang menjadi bagian dari panggung hiburan rakyat di Pendopo Garut berlangsung ricuh.

Baca Juga:

Kericuhan dipicu oleh warga yang berdesak-desakan untuk masuk ke area pendopo, tempat di mana makanan gratis disediakan oleh panitia.

Situasi yang tak terkendali ini menyebabkan puluhan orang pingsan karena kekurangan oksigen, dan tragisnya, tiga orang dinyatakan meninggal dunia.

Peristiwa ini mengguncang masyarakat dan menjadi catatan kelam bagi pelaksanaan kegiatan yang semestinya membawa kebahagiaan.

Kini, seluruh pihak menanti hasil investigasi yang diharapkan mampu mengungkap fakta secara adil dan transparan. (Agi Sugiana)

0 Komentar