Lanjut dia, selain dimanfaatkan untuk wisata, sumur bor yang sama juga digunakan sebagai sumber air minum dan kebutuhan rumah tangga warga melalui sistem Pengelolaan Air Minum (PAM) desa.
Tercatat, sekitar 250 warga menjadi pelanggan aktif PAM ini untuk keperluan seperti mencuci, mandi, dan kebutuhan lainnya.
“Bagi warga yang tidak memiliki sumur pribadi di rumah, layanan PAM ini menjadi solusi utama. Biaya langganannya pun tergolong terjangkau, dengan kisaran maksimal mencapai Rp120.000 per bulan,” bebernya.
Baca Juga:Fauzian Faikal Siap Bawa Nafwa FC Salawu Gemilang di Festival Grassroots Tasik Raya Cup 3Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Sosialisasikan Perda Pedoman Pelayanan Kepemudaan: Dorong Optimalisasi Pemuda
Melalui optimalisasi fungsi sumur bor baik untuk pariwisata maupun kebutuhan domestik, Desa Tanjungkerta menunjukkan potensi besar dalam pengelolaan sumber daya lokal secara mandiri dan berkelanjutan.
“Ke depan, jika dukungan dari berbagai pihak dapat dikolaborasikan, diharapkan pemandian air panas ini tidak hanya menjadi ikon desa, tetapi juga sumber ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar,” harapnya. (obi)