“Anak-anak awalnya minder, padahal mereka punya potensi. Setelah dibimbing, mereka akhirnya bangga meski harus menjalani latihan yang super padat,” katanya.
Dukungan orang tua juga menjadi kunci penting. Melalui komunikasi yang intens, akhirnya para orang tua bisa memahami dan mendukung penuh program-program yang dicanangkan sekolah.
Guru Kelas 4, Dede Rhusnan Ahdi Winata, menambahkan bahwa proses pendampingan siswa dilakukan dengan persiapan matang dan “Kemarin itu kami mempersiapkan anak-anak kurang lebih tiga bulan menjelang perlombaan Tidak instan, semua butuh proses dan pendampingan yang sabar dan konsisten,” ujarnya.
Baca Juga:Sharp Luncurkan AQUOS QLED TV Terbaru, Hadirkan Gambar dengan 1 Miliar WarnaIndosat Kenalkan HiFi Air HKM 127+, Internet Rumah Fleksibel dan HematÂ
Ke depan, Tantan memiliki target besar menjadikan SDN Sindangasih sebagai juara 1 meskipun sekolahnya berada di wilayah pinggiran.
“Untuk tahun sekarang kita rencanakan dari awal. Saya mempunyai target, walaupun sekolah di pinggiran, walaupun di tembok sederhana, SDN Sindangasih harus menjadi juara 1,” ucapnya penuh tekad.
Dari sekolah kecil yang dulunya luput dari perhatian, kini SDN Sindangasih berdiri tegak menunjukkan bahwa semangat, kolaborasi, dan sinergi dapat mengantarkan siapa pun pada pencapaian besar. Sebab di balik tembok sederhana itu tersimpan harta karun paling berharga, yaitu anak-anak dengan mimpi dan keberanian untuk meraihnya. (Fitriah Widayanti)