TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Terletak di Kelurahan Cigantang, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, SDN Sindangasih mungkin tampak sederhana dari luar. Namun siapa sangka, di balik tembok sekolah yang bersahaja itu, tersimpan harta karun berharga dalam bentuk semangat, kolaborasi, dan prestasi yang tak ternilai.
Sekolah ini menaungi 170 siswa dari 7 rombongan belajar, dibimbing oleh 10 guru yang penuh dedikasi. Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Tantan Hadiansyah SPd, SDN Sindangasih berhasil mencetak berbagai prestasi yang membanggakan dalam dua tahun terakhir.
“Walaupun sekolah sederhana, walaupun sekolah apa adanya, tugas kami adalah menggali potensi anak-anak di sini. Jadi mengembangkan bakat yang dimiliki dalam sebuah organisasi, sehingga timbullah beberapa prestasi yang diraih,” ujar Tantan yang baru menjabat selama dua tahun.
Baca Juga:Sharp Luncurkan AQUOS QLED TV Terbaru, Hadirkan Gambar dengan 1 Miliar WarnaIndosat Kenalkan HiFi Air HKM 127+, Internet Rumah Fleksibel dan Hemat
Program unggulan sekolah ini terangkum dalam misi membentuk siswa yang agamis, bersinergi, rajin dan inovatif (Asri). Melalui pendekatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, guru-guru tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga membina mental, bakat, dan rasa percaya diri siswa.
Hasilnya, sejumlah penghargaan berhasil diraih dalam ajang tingkat Kecamatan Mangkubumi, seperti yang terbaru berhasil meraih juara 2 qasidah, juara harapan 3 MTQ putri, juara 2 pupuh putra, harapan 2 pantomim dan harapan 2 kaligrafi.
Selain itu, SDN Sindangasih juga menyabet gelar juara umum pada ajang outbound dan fun games Pramuka tingkat kota yang digelar oleh MTs BPI Baturompe.
Tantan mengakui, perubahan besar di sekolah ini tidak terlepas dari kolaborasi dan musyawarah bersama seluruh guru. Ketika pertama kali menjabat, sekolah ini belum termasuk dalam enam besar di tingkat kecamatan. Namun berkat komitmen bersama, di tahun pertama mereka berhasil menembus enam besar dari total 32 SD di Mangkubumi, dan kini telah diperhitungkan sebagai salah satu dari tiga besar dalam ajang Pentas PAI, FLS2N, dan FTBI.
“Yang tadinya sekolah di pinggiran, karena berbatasan dengan Kawalu dan Mangkubumi, sekarang Alhamdulillah bisa diperhitungkan oleh sekolah-sekolah di perkotaan,” ujar Tantan dengan bangga.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam membangun sekolah berprestasi adalah soal waktu dan pengorbanan. Guru-guru harus rela membina siswa di luar jam pelajaran, bahkan mengorbankan waktu pribadi demi kemajuan anak didiknya. Sementara di sisi siswa, perlu upaya ekstra untuk membangun rasa percaya diri yang sebelumnya minim.