TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Di sebuah gubuk kecil beratap rumbia, dikelilingi hamparan padi yang mulai menguning dan kolam ikan di sisi kanan yang sesekali beriak, para mahasiswa dan dosen Ilmu Politik Universitas Siliwangi (Unsil) terlihat serius berdiskusi.
Bukan di ruang kelas ber-AC atau auditorium, melainkan di tengah sawah Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Jumat (18/7/2025) siang itu, suara bebek bersahutan dan hembusan angin justru menjadi latar alami yang menyegarkan dialog mereka tentang isu lingkungan.
Bertempat di gubuk yang biasa digunakan petani untuk berteduh, suasana diskusi terasa santai namun substansial.
Baca Juga:Membanggakan! Enam Siswa MAN 1 Tasikmalaya Lolos ke Universitas Al-Azhar KairoPolisi Sayangkan EO Konser Ruang Bermusik di Kota Tasikmalaya Telat Urus Izin
Dengan alas tikar dan air minum dalam gelas plastik bening, mereka membahas berbagai topik seputar lingkungan.
Mulai dari potensi energi alternatif seperti panel surya, praktik sedekah sampah, hingga strategi mengelola limbah rumah tangga secara bijak dan berkelanjutan.
“Masalah sampah tidak bisa selesai hanya dengan mengurus bagian hilirnya saja. Kita harus menumbuhkan kesadaran dari hulu, dari cara berpikir kita,” ungkap Kepala Laboratorium Ilmu Politik Unsil, Randi Muchariman, yang memimpin langsung diskusi tersebut.
Menurutnya, sampah selama ini terlalu lama dipandang sebagai hal yang menjijikkan dan harus segera dibuang. Padahal, jika pola pikir masyarakat diubah, sampah justru bisa menjadi komoditas yang berguna, bahkan bernilai ekonomi dan ekologis.
Randi menyebutkan, penyelesaian masalah sampah idealnya melibatkan empat indikator utama. Yaitu keberlanjutan, pengelolaan kuantitas, peningkatan kualitas pengelolaan, serta partisipasi dan kesadaran masyarakat.
“Tanpa kesadaran dan partisipasi aktif, teknologi dan sistem sebaik apapun tidak akan cukup,” ujar dia.
Baginya, hubungan antara manusia dan sampah ibarat siklus energi: manusia menghasilkan sampah, lalu sampah itu harus kembali ke alam secara ramah, dan pada akhirnya memberi manfaat kembali pada manusia. Konsep ini yang menjadi pondasi dari inisiatif mereka ke depan.
Baca Juga:Konser Musik di Kota Tasikmalaya Terancam Batal: Tokoh Ini Sebut Ada Tiga Kelemahan Prosedur!18 Tim Bola Voli Putri Kota dan Kabupaten Tasikmalaya Beradu Skill di Taruna Mandiri Cup I
Diskusi ini bukan sekadar kegiatan ilmiah musiman. Laboratorium Ilmu Politik Unsil akan melanjutkan gerakan ini melalui pemetaan sosial yang lebih luas. Tim akan meneliti berbagai wilayah di Kota Tasikmalaya untuk memahami pola produksi dan pengelolaan sampah warga, serta menggali potensi gerakan sosial berbasis komunitas.