Dibuang PSG, Mourinho Selamatkan Karier Milan Skriniar

Milan Skriniar
Milan Skriniar Foto: Tangkapan layar Instagram@milanskriniar
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Nasib Milan Skriniar di Paris Saint-Germain (PSG) resmi berada di ujung jalan perpisahan.

Dua tahun setelah hijrah dari Inter Milan secara gratis, bek tengah asal Slovakia itu gagal memenuhi ekspektasi di ibu kota Prancis.

Di bawah arahan Luis Enrique, Skriniar dinilai tidak cocok dengan sistem permainan tim karena terlalu lambat dan tidak cukup berkontribusi dalam membangun serangan dari belakang.

Baca Juga:Media Italia: Juventus dan Inter Milan Perang di Bursa TransferInter Siap Korbankan Asllani Demi Pemain Seharga Rp1 Triliun Pemenang Ballon d'Or Afrika

Alih-alih menjadi pilar pertahanan PSG, pemain berusia 30 tahun itu lebih sering menjadi penghangat bangku cadangan.

Musim 2024/25 menjadi titik nadir kariernya di Paris, di mana ia hanya mencatatkan lima penampilan di Ligue 1.

Keadaan makin memburuk setelah klub mendatangkan bek muda Ekuador, Willian Pacho, yang langsung merebut tempat utama di lini belakang.

Namun, sinar harapan datang dari Turki.

Pada paruh kedua musim lalu, Skriniar dipinjamkan ke Fenerbahçe dan langsung mendapat kepercayaan penuh dari pelatih anyar mereka, José Mourinho.

Bersama The Special One, Skriniar kembali menunjukkan kualitas terbaiknya.

Ia tampil dalam 23 laga di liga dan ajang domestik lainnya, memperlihatkan bahwa dirinya belum habis.

Menurut laporan media Turki, FotoMaç, Fenerbahçe telah mencapai kesepakatan personal dengan Skriniar terkait kontrak jangka panjang.

Meski demikian, klub Istanbul itu masih harus merampungkan skema pembayaran transfer kepada PSG.

Baca Juga:Intip Taktik Pertahanan Lazio Bersama Sarri: Mantan Kapten AC Milan Jadi Andalan, Gigot Terancam DijualMinim Kesempatan, Dua Pemain Akademi Siap Tinggalkan AC Milan

Nilai kesepakatan disebut-sebut mencapai €10 juta, atau setara dengan sekitar Rp177 miliar (kurs Rp17.700 per euro).

Bagi Fenerbahçe, kehadiran Skriniar bukan hanya memperkuat lini belakang, tetapi juga menambah pengalaman dan kepemimpinan di ruang ganti.

Mourinho, yang dikenal gemar mengandalkan pemain berkarakter kuat, melihat mantan kapten Inter itu sebagai sosok ideal untuk membangun tembok pertahanan yang solid.

Sebaliknya, bagi Skriniar, kepindahan ini menjadi peluang emas untuk menyelamatkan kariernya yang sempat meredup di Prancis.

Ia meninggalkan Inter dengan catatan impresif—246 penampilan, satu gelar Serie A, dua trofi Coppa Italia, dan dua Supercoppa Italiana.

Sayangnya, perjalanan di PSG menjadi antiklimaks.

Kini, dengan pelatih yang percaya padanya dan suasana kompetitif di liga Turki, Skriniar punya kans untuk membuktikan bahwa ia masih pantas berada di level atas sepak bola Eropa.

0 Komentar