”Kita bahkan selalu mengupayakan bagaimana caranya supaya korban tidak tertinggal dari segi pelajaran,” ucapnya.
Yulia juga menyebutkan, orang tua korban sempat mengungkapkan keluhan terkait perubahan perilaku anaknya, yang diduga akibat masalah hubungan dengan teman-temanya termasuk hubungan asmara dengan teman sekelasnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, keluarga korban menolak memberikan keterangan lebih lanjut karena sedang berduka.
Baca Juga:Bupati Abdusy Syakur Amin Akui Pendidikan di Kabupaten Garut Memprihatinkan, Bagaimana Respons Wamendikdasmen?Tata Kawasan Pesisir, Pemkab Garut Ajukan Program Strategis ke Kementerian Kelautan dan Perikanan
Namun, pihak Pemerintah Kabupaten Garut dan Provinsi Jawa Barat memberikan perhatian serius terhadap kasus ini.
Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, mengonfirmasi, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) telah terlibat dalam pendampingan kasus ini sejak munculnya unggahan ibu korban di media sosial.
Bahkan, UPTD PPA Kabupaten Garut juga sudah turun tangan sejak kasus dugaan bullying terhadap korban muncul tiga minggu yang lalu.
Putri tidak menampik adanya perbedaan pendapat antara pihak keluarga dan pihak sekolah mengenai kronologi dan penyebab kematian korban.
Dia berharap kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan akan menjadikan kasus ini sebagai bahan evaluasi internal.
Wamendikdasmen dan Dedi Mulyadi Turun Tangan
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq telah mengunjungi keluarga korban pada RAbu, 16 Juli 2025.
Ia juga menerima laporan dari PPA Kabupaten Garut mengenai adanya proses komunikasi yang tengah berlangsung untuk menangani masalah ini.
Baca Juga:Wamendikdamen Tinjau MPLS di Garut, Tekankan Kesetaraan Sekolah Negeri dan SwastaSoal Relokasi PKL Simpang Lima Kabupaten Garut, DPRD Beri Saran
Untuk menelaah kasus ini lebih mendalam, Fajar mengirimkan tim dari Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang akan membantu melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Fajar juga mengungkapkan, pihak keluarga korban meminta agar semua pihak menahan diri untuk tidak memberikan opini yang dapat memperburuk suasana.
Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan masuk ke dalam wilayah penyelidikan psikologis dan yuridis, yang menjadi wewenang pihak berwenang.
Meskipun demikian, Fajar menekankan, secara kemanusiaan, kementerian memiliki perhatian terhadap kasus ini dan menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban.
Selain itu, Fajar juga mengingatkan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut untuk memastikan bahwa sekolah adalah tempat yang aman dan nyaman. ”Sekolah adalah rumah kedua,” katanya.