SMAN 1 Tasikmalaya Membentuk Generasi Panca Waluya Lewat MPLS 2025

MASA PENGENALAN
Ratusan siswa SMAN 1 dan SMAN 11 Tasikmalaya saat mengikuti kegiatan MPLS di aula SMAN 1 Tasikmalaya. (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – SMAN 1 Tasikmalaya menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun 2025 dengan mengusung semangat membentuk generasi Panca Waluya.

Kegiatan ini diikuti oleh 481 siswa baru dari 12 rombongan belajar (rombel) dan digelar selama lima hari, terhitung sejak Senin (14/7/2025) hingga Jumat (18/7/2025).

Para siswa baru tampak antusias mengikuti kegiatan yang berlangsung di aula sekolah. Sebagian besar dari mereka masih mengenakan seragam SMP yang menandai peralihan dari jenjang pendidikan sebelumnya menuju lingkungan sekolah baru.

Baca Juga:Indosat Kenalkan HiFi Air HKM 127+, Internet Rumah Fleksibel dan Hemat 98,45 Persen Masyarakat Terdaftar JKN, Optimalisasi Layanan Merata ke Pedalaman

Kepala SMAN 1 Tasikmalaya, Dr H Yonandi SSi MT, menekankan pentingnya memberi kesan pertama yang kuat kepada siswa sejak hari pertama mereka datang ke sekolah.

“Jadi ketika dia datang ke sekolah, masuk ke lingkungan sekolah, maka pastikan dia merasa nyaman, betah di sekolah. Dia merasa diperhatikan. Sehingga tiga hal dalam hidupnya, yaitu kemampuan sosialnya, emosionalnya, dan akademiknya akan berjalan dengan lancar selama di sini. Poin pentingnya itu,” ujarnya.

Ia menambahkan, kenyamanan di hari pertama akan berpengaruh pada keberhasilan mereka dalam tiga aspek penting.

“Kalau itu bisa ditanamkan sejak awal, maka tiga hal dalam hidupnya, yaitu kemampuan sosialnya, emosionalnya, dan akademiknya akan berjalan dengan lancar selama di sini. Poin pentingnya itu,” kata Yonandi.

Ia berharap para siswa dapat tumbuh menjadi generasi Panca Waluya seperti yang diharapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni generasi yang cageur (sehat jasmani dan rohani), bageur (berakhlak baik), bener (jujur dan bertanggung jawab), pinter (cerdas dalam berpikir dan bertindak), dan singer (memiliki kepedulian sosial dan kasih sayang terhadap sesama).

“Pastikan anak-anak kita menjadi manusia yang waluya, manusia yang seutuhnya. Kemudian dia juga dapat bermasyarakat dengan baik, bersosial dengan temannya atau sosial di masyarakat yang sebenarnya. Jangan sampai dia terkungkung hidupnya hanya di sekolah atau rumah sedangkan dengan masyarakat sekitar tidak diperhatikan,” jelasnya.

Untuk menanamkan nilai-nilai tersebut, SMAN 1 Tasikmalaya juga mengintegrasikan program 3K, yakni karakter, kabisa, dan katarima ke dalam berbagai aktivitas siswa.

Baca Juga:Meski Sektor Ritel Lesu, Asia Group Konsisten Berangkatkan Karyawannya UmrahSrie Mulyati, Dosen UPI Kampus Tasikmalaya, Kembangkan Modul Ajar Ethno-STEM untuk Tingkatkan Literasi Sains

“Jadi di MPLS ini kita berharap endingnya adalah lahir satu generasi yang paling utamanya adalah punya karakter yang kuat. Generasi Panca Waluya, cageur, bageur, bener, pinter, singer,” katanya.

0 Komentar