BANJAR, RADARTASIK.ID – Warga Kota Banjar nyaris hangus terbakar saat api melahap rumahnya pada Selasa malam, 15 Juli 2025.
Rumah permanen tersebut milik Marsellinus Aditya, warga Lingkungan Gudang RT 04 RW 04, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar.
Kebakaran rumah di Kota Banjar itu terjadi sekitar pukul 23.44 WIB, saat penghuni rumah tengah tertidur lelap.
Baca Juga:Penanganan Krisis Sampah di TPS Kamisama Kota Banjar Harus dengan Sapu BersihSikap Wali Kota Banjar soal Krisis Penumpukan Sampah di TPS Kamisama, Hejo Tekno Minta Tak Saling Menyalahkan
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Banjar, Aam Amijaya, menyampaikan, kobaran api pertama kali muncul di bagian atap rumah.
Pada saat kejadian, Marsellinus bersama ibunya sedang beristirahat.
Mereka terbangun karena mendengar suara letupan yang berasal dari atas rumah.
Setelah memeriksa sumber suara tersebut, Marsellinus mendapati bahwa api telah membesar dan melalap bagian atap.
Mengetahui situasi darurat itu, ibu korban segera keluar rumah untuk meminta pertolongan dari warga sekitar.
Beruntung, warga yang sigap segera membantu memadamkan api dengan alat seadanya, sebelum tim damkar tiba di lokasi. ”Penyebab kebakaran belum diketahui,” ungkapnya, Rabu, 16 Juli 2025.
Damkar Kota Banjar mengerahkan dua unit armada untuk melakukan upaya pendinginan, yang berlangsung hampir satu jam hingga dini hari pada Rabu, 16 Juli 2025.
Langkah ini dilakukan guna memastikan tidak ada titik api yang tersisa dan mencegah potensi kebakaran susulan.
Kerusakan yang ditimbulkan dari insiden ini cukup signifikan.
Bagian reng dan usuk bambu pada atap dilaporkan hangus terbakar.
Total kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp 5 juta.
Baca Juga:Krisis Sampah di TPS Kamisama Kota Banjar: Warga Resah, Pengelola MerugiSeberapa Penting Keterlibatan Masyarakat dalam Memberantas Rokok Ilegal di Kota Banjar?
Aam Amijaya mengingatkan masyarakat agar senantiasa waspada terhadap potensi kebakaran, terutama saat malam hari ketika kondisi rumah tidak sepenuhnya terpantau.
Ia menegaskan, musibah semacam ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. (Anto Sugiarto)