Pemkot Tasikmalaya Targetkan Angka Stunting Turun Jadi 18,3 Persen

angka stunting di Kota Tasikmalaya
Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi saat menandatangani komitmen urun rembuk stunting, Selasa 15 Juli 2025. (IST/Diskominfo)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemerintah Kota Tasikmalaya terus menunjukkan keseriusannya dalam upaya percepatan penurunan angka stunting. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya Rembuk Stunting Tingkat Kota Tasikmalaya Tahun 2025 di Aula Bale Kota, Selasa (15/7/2025).

Kegiatan tersebut menjadi ajang penguatan komitmen kolektif antar unsur pentahelix, mulai dari pemerintah, legislatif, Forkopimda, akademisi, organisasi profesi, hingga tokoh masyarakat. Acara dibuka langsung oleh Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa persoalan stunting bukan sekadar isu kesehatan, tapi menyangkut kualitas dan masa depan sumber daya manusia Indonesia.

“Stunting berdampak pada fisik, kognitif, dan emosi anak. Upaya menurunkan stunting bukan sekadar capaian angka, tapi bagian dari investasi besar menuju Generasi Emas 2045,” tegasnya.

Baca Juga:Membanggakan! Enam Siswa MAN 1 Tasikmalaya Lolos ke Universitas Al-Azhar KairoPolisi Sayangkan EO Konser Ruang Bermusik di Kota Tasikmalaya Telat Urus Izin

Berdasarkan data SSGI 2024, prevalensi stunting di Kota Tasikmalaya masih berada di angka 19,6 persen. Pemerintah menargetkan penurunan menjadi 18,31 persen pada akhir tahun 2025 dan 17,02 persen pada 2026. Target tersebut diupayakan melalui berbagai strategi intervensi spesifik dan sensitif.

Langkah-langkah konkret yang disoroti di antaranya, Edukasi kesehatan reproduksi bagi remaja putri dan calon pengantin. Pendampingan gizi ibu hamil dan pembagian tablet tambah darah.

Penguatan layanan Posyandu dengan kader terlatih dan alat ukur standar. Dukungan menyeluruh untuk ibu menyusui, termasuk konselor laktasi. Rehabilitasi gizi berbasis keluarga serta kunjungan rumah rutin oleh petugas.

“Pemkot juga akan memperkuat fungsi kelembagaan melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), termasuk perencanaan anggaran yang terarah, peningkatan kapasitas kader, dan pengembangan sistem pemantauan stunting berbasis kelurahan,” paparnya.

Di sisi lain, inovasi daerah yang lahir dari kolaborasi masyarakat terus digencarkan. Seperti Geber Cating (Gerakan Bersama Cegah Stunting), Bakul Tasik (Berbagi Kumpulan Makanan), Genting (Gerakan Masyarakat Cegah Stunting), Tasik Bageur (Janjian Bersama Berbuat Baik), Tekan Chating (Tepung Ikan Cegah Stunting), dan GPS (Gerakan Peduli Stunting). Program-program ini menunjukkan bahwa pengentasan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga menjadi bagian dari gerakan sosial warga Kota Tasikmalaya.

“Ini gerakan yang lahir dari kesadaran, digerakkan oleh kepedulian, dan ditujukan untuk masa depan yang lebih sehat. Mari bersama wujudkan Kota Tasikmalaya sebagai kota yang peduli tumbuh kembang generasi,” pungkas Viman. (Firgiawan)

0 Komentar