TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Upaya penanganan stunting di Kota Tasikmalaya terus digencarkan melalui pendekatan lintas sektor yang melibatkan pemerintah, lembaga teknis, hingga masyarakat.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKBP3A) Kota Tasikmalaya, Imin Muhaemin, dalam agenda Rembuk Stunting yang digelar pekan ini.
Menurut Imin, keberhasilan menurunkan angka stunting tidak bisa dilakukan hanya oleh satu dinas atau satu bidang saja. Butuh kolaborasi dan kerja bersama yang berkelanjutan dari seluruh unsur, mulai dari sektor kesehatan, pendidikan, sosial, hingga lembaga keagamaan dan kewilayahan.
Baca Juga:Membanggakan! Enam Siswa MAN 1 Tasikmalaya Lolos ke Universitas Al-Azhar KairoPolisi Sayangkan EO Konser Ruang Bermusik di Kota Tasikmalaya Telat Urus Izin
“Penanganan masalah kekurangan gizi dan stunting ini tidak bisa sepihak. Harus sinergi. Semua pihak harus bergerak bersama secara berkelanjutan. Harapannya, di masa mendatang angka stunting bisa terus ditekan,” ujarnya kepada Radar, Rabu (16/7/2025).
Imin memaparkan bahwa terdapat dua versi data yang digunakan dalam pemetaan kasus stunting di Kota Tasikmalaya, yakni data dari aplikasi e-PPGBM (elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) yang dikelola Dinas Kesehatan, serta data SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) yang lebih berskala nasional.
“Survei stunting itu ada dua versi, yaitu e-PPGBM yang dikawal Dinkes dan SSGI oleh pusat. Untuk SSGI, data 2023 berada di angka 27,1%, dan Alhamdulillah pada 2024 turun menjadi 19,6%. Ini progres yang baik, tapi tidak boleh membuat kita lengah,” jelasnya.
Meski mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam kurun waktu setahun, Imin menekankan bahwa tantangan di lapangan masih besar. Salah satunya adalah pemahaman masyarakat soal stunting yang belum sepenuhnya utuh.
Masih banyak warga yang menganggap stunting hanya soal tinggi badan anak, padahal lebih dari itu, stunting menyangkut perkembangan otak, metabolisme tubuh, hingga potensi jangka panjang anak ke depannya.
“Masih banyak yang menganggap stunting itu hanya pendek. Padahal ini soal kualitas hidup anak. Kalau stunting tidak ditangani sejak dini, anak bisa mengalami kesulitan belajar, produktivitas rendah, bahkan risiko penyakit kronis saat dewasa meningkat,” ujar Imin.
Kunci Penanggulangan