GARUT, RADARTASIK.ID – Pantai Selatan Kabupaten Garut tidak hanya menyuguhkan panorama yang menawan, tetapi juga menyimpan potensi kekayaan laut yang besar.
Sayangnya, potensi besar tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan Kabupaten Garut.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Garut, Beni Yoga, mengungkapkan, potensi lestari perikanan di laut selatan Kabupaten Garut sebenarnya dapat mencapai 10.000 ton per tahun.
Baca Juga:Pemkab Garut Akan Perkuat Daya Tarik Visual Jalan Ahmad Yani, Penataan Tahap Dua Dimulai AgustusMobil Elf Masuk Jurang di Garut, Bagaimana Nasib Para Penumpang?
Khusus untuk kawasan Rancabuaya, potensi produksinya berkisar antara 5.000 hingga 6.000 ton per tahun.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa realisasi penangkapan masih sangat jauh dari angka tersebut.
Dari data yang ada, produksi tahunan rata-rata hanya sekitar 1.500 hingga 1.600 ton.
Bahkan saat musim panen dianggap bagus pun, jumlah tangkapan baru mencapai sekitar 2.700 ton.
Kondisi ini tentu menjadi tantangan besar, terutama jika dikaitkan dengan peningkatan taraf hidup nelayan.
Dengan volume produksi saat ini, pendapatan nelayan hanya sekitar Rp1,2 juta per bulan.
Jumlah ini masih di bawah Upah Minimum Regional (UMR) dan menunjukkan ketimpangan antara potensi dan realisasi ekonomi di sektor perikanan.
Baca Juga:Banyak Alih Fungsi Lahan, Gunung Cikuray Garut Dapatkan Perhatian KhususPrediksi BMKG Terus Hujan, Ini Langkah Tepat Agar Garut Terhindar dari Bencana
Beni menilai, agar pendapatan nelayan bisa mencapai standar UMR, maka volume produksi minimal harus dua kali lipat dari kondisi saat ini.
Sebagai upaya solutif, Diskanak menargetkan peningkatan produksi tahunan menjadi 4.200 ton.
Strategi utama yang akan diterapkan adalah pembangunan rumpon (rumah ikan) di area tangkapan.
Selama ini, para nelayan masih melakukan penangkapan secara tradisional tanpa struktur rumpon yang memadai.
Selain itu, Beni mengungkapkan, pemerintah daerah belum memiliki program bantuan sarana dan prasarana tangkap seperti kapal atau alat berat lainnya.
Bantuan yang tersedia sejauh ini baru berupa beberapa unit motor tempel yang berasal dari program pemerintah pusat.
Dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), alokasi yang tersedia pun baru mencakup program pelatihan dan pembinaan untuk nelayan. ”APBD sendiri kita baru sekitar pembinaan untuk nelayan,” ungkapnya beberapa waktu lalu. (Agi Sugiana)