Pemimpin Curva Nord Tuding Manajemen Inter Lakukan Penindasan: "Sepak Bola Telah Mati"

fans Inter Milan
Ilustrasi fans Inter Milan Foto: Tangkapan layar Instagram
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Ketegangan antara suporter garis keras Inter Milan dengan manajemen klub kembali memanas.

Nino Ciccarelli, salah satu tokoh utama Curva Nord, melontarkan tudingan keras kepada manajemen Inter terkait kebijakan tiket musiman (season ticket) yang dianggap diskriminatif dan tidak adil.

Dalam pernyataan terbuka yang diunggah melalui media sosial, Ciccarelli menyuarakan kekecewaan mendalam atas banyaknya anggota Curva Nord yang tidak dapat memperpanjang tiket musiman mereka tanpa alasan yang jelas.

Baca Juga:Dikontrak Selama 1 Tahun, Ini Besaran Gaji Modric di AC MilanZauri: Lazio Tim Hebat, Sarri Akan Membuat Mereka Bermain Lebih Baik Lagi

Ia menyebut bahwa mayoritas dari mereka tidak memiliki catatan kriminal dan tidak terlibat dalam kasus hukum apapun, namun tetap saja tidak diberi akses ke stadion.

“Beberapa jam sebelum masa perpanjangan tiket musiman ditutup, kami dihadapkan pada situasi yang tidak masuk akal,” tulis Ciccarelli.

“Banyak anak-anak dari kelompok Curva tidak bisa memperbarui tiket mereka. Alasannya? Tidak ada,” lanjutnya.

“Mereka hanya suporter yang selalu setia, yang telah mengikuti Inter ke mana pun, kandang maupun tandang, dengan penuh pengorbanan,” jelasnya.

Ciccarelli menuding manajemen Inter telah bertindak semena-mena dengan ‘memilih’ siapa saja yang boleh masuk ke stadion, sambil menyingkirkan suara-suara yang selama ini memberi semangat di tribun.

Padahal, menurutnya, mereka tidak memiliki larangan hukum seperti DASPO (larangan hadir di stadion) atau catatan pidana.

“Inter seolah merasa berhak menentukan penonton sesuai kehendaknya. Ini adalah bentuk penindasan yang sangat mengkhawatirkan, seperti dalam sebuah rezim,” kecamnya.

Baca Juga:Luka Modric Jalani Tes Medis, AC Milan Kirim Yacine Adli ke Tim Serie DResmi! Lazio Rekrut Striker Muda Mantan Pemain AS Roma

“Kami tidak tinggal diam. Kami siap menempuh jalur hukum karena klub terus bersembunyi di balik diam, lempar tanggung jawab, dan birokrasi,” tegasnya,

Tak berhenti di situ, ia juga menyoroti tren yang menurutnya semakin meresahkan: stadion Giuseppe Meazza dianggap telah berubah menjadi tempat mencari uang bagi klub.

Tiket dijual dengan harga tinggi, distribusi kode akses yang tidak transparan, hingga pembatasan terhadap atribut dan perlengkapan koreografi suporter.

“Meazza kini telah menjadi ‘Alcatraz’ baru dalam sepak bola Italia. Sebuah stadion dengan sistem kontrol berlebihan,” sindirnya.

“Stadion ini sedang diubah menjadi model bisnis dingin yang hanya memikirkan pelanggan, bukan pendukung sejati,” ucapnya.

0 Komentar