Krisis Sampah di TPS Kamisama Kota Banjar: Warga Resah, Pengelola Merugi

sampah di TPS Kamisama Kota Banjar
Kondisi sampah di TPS Kamisama Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar pada 8 Juli 2025. (Anto Sugiarto/Radartasik.id)
0 Komentar

BANJAR, RADARTASIK.ID – Warga Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, kembali mengeluhkan kondisi Tempat Penampungan Sementara (TPS) Kamisama yang mengalami penumpukan sampah selama hampir satu bulan.

Penumpukan sampah di TPS Kamisama Kota Banjar tersebut menimbulkan bau tak sedap hingga mencemari sumber air warga, sehingga memengaruhi kenyamanan dan kesehatan lingkungan sekitar.

Nonoh, salah satu warga yang tinggal hanya beberapa meter dari TPS Kamisama Kota Banjar, mengaku setiap hari harus mencium bau menyengat yang berasal dari tumpukan sampah.

Baca Juga:Seberapa Penting Keterlibatan Masyarakat dalam Memberantas Rokok Ilegal di Kota Banjar?Ada yang Terluka! Truk Pengangkut Batu Besar Terguling di Kota Banjar

Bahkan, air sumur di rumahnya ikut tercemar dan tidak lagi layak untuk digunakan.

Untuk kebutuhan air sehari-hari, ia terpaksa menggunakan air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) atau membeli air galon.

Meskipun air sumur masih bisa dipakai untuk mencuci dan mandi, ia khawatir penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Keluhan serupa juga diungkapkan Sumitri, warga lain yang tinggal di kawasan kompleks pengajian.

Menurutnya, penumpukan sampah yang terjadi berulang kali menyebabkan lingkungan menjadi tidak nyaman.

Ia mengungkapkan, warga sempat ingin menggelar aksi protes, namun batal karena petugas langsung mengangkut sebagian sampah.

Namun, hingga saat ini masalah belum terselesaikan.

Sampah yang diangkut hanya sebagian, sementara sisanya tetap menumpuk.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran warga karena berpotensi menimbulkan penyakit, selain bau yang sangat mengganggu.

Baca Juga:Petugas Gabungan Sisir Jalan Protokol Kota Banjar, untuk Apa?Apakah Bantuan Baznas Kota Banjar untuk Honorer Dinas Lingkungan Hidup yang Dirumahkan Akan Berkelanjutan? 

Delta, pengelola TPS Kamisama, menjelaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan dinas terkait.

Namun, intensitas pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mengalami penurunan.

Jika biasanya dilakukan 11 kali pengangkutan, kini hanya 7 hingga 9 kali saja.

Ia menduga terjadi kendala internal di dinas terkait, namun belum mendapat kejelasan lebih lanjut.

Ia juga menyebutkan, salah satu penyebab penumpukan adalah sampah yang masuk belum dipilah antara organik dan anorganik.

Proses pemilahan membutuhkan sekitar 40 orang tenaga kerja, namun saat ini jumlah karyawan dikurangi karena keterbatasan biaya operasional.

”Kita terpaksa melakukan pengurangan pegawai, karena lama-lama jadi minus pendapatan dan terus merugi,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Dengan jumlah pelanggan sekitar 2.000 orang, TPS Kamisama belum mampu menutupi seluruh kebutuhan operasional, yang idealnya ditopang oleh 5.000 pelanggan. (Anto Sugiarto)

0 Komentar